Bocah Jenius, IQ-nya Kalahkan Albert Einstein dan Stephen Hawking

Yusuf Shah
Sumber :
  • Daily News

BANDUNG – Yusuf Shah yang berusia 11 tahun dielu-elukan sebagai seorang jenius setelah dirinya membuat skor 162 pada tes kecerdasan Mensa.

Viral! Beredar Isi Surat Albert Einstein 70 Tahun Lalu Ungkap Kapan Kehancuran Israel

Poinnya itu mengalahkan fisikawan Stephen Hawking dan Albert Einstein – keduanya diperkirakan memiliki IQ 160. Mensa, organisasi masyarakat internasional yang ber-IQ tinggi, mengkonfirmasi skor Yusuf Shah dengan mengatakan bahwa ia menempati 2 persen teratas dari populasi dan 'memiliki potensi besar'.

Organisasi tersebut tercatat memiliki lebih dari 145 ribu anggota di seluruh dunia. Setiap mereka yang ingin terdaftar sebagai anggota, harus berhasil lulus dari tes Mensa.

Mario Dandy Sesali Perbuatan Sendiri, Aniaya David Ozora Hampir Mati

Menurut The Yorkshire Evening Post, orangtua Yusuf mendorongnya untuk mengikuti tes tanpa persiapan khusus, menurut laman NBC News, Selasa, 27 Desember 2022.

"Semua orang di sekolah menganggap saya sangat pintar dan saya selalu ingin tahu apakah saya berada di dua persen teratas dari orang-orang yang mengikuti tes," kata remaja yang tinggal di Kota Leeds, Inggris utara.

Penyesalan Mario Dandy Usai Aniaya David Ozora, Netter: Resek Loe Bocah...

Ahli matematika muda itu saat ini fokus mendaftar ke sekolah menengah, kata keluarganya, tetapi di waktu senggang, Yusuf masih melakukan aktivitas memecahkan Kubus Rubik dan sudokus.

"Rasanya istimewa memiliki sertifikat untuk saya dan tentang saya. Saya juga tidak pernah menyangka akan masuk berita," ujarnya.

Ayah Yusuf Shah, Irfan, mengatakan bahwa ketika putranya berusia 7 tahun, ia menemukan fenomena matematika yang tidak dapat dijelaskannya.

Keluarga tersebut menghubungi profesor matematika Universitas Cambridge. Profesor itu kemudian memberi Yusuf alasan dan prinsip tersebut, yang sejak itu dikenal di rumah tangga mereka sebagai 'Aturan Kuadrat Yusuf'.

Meski begitu, orangtuanya mengatakan bahwa mereka tetap mengajarinya untuk memelihara etos kerja dan kehidupan sosialnya selain kemampuan alami.

"Saya masih mengatakan kepadanya bahwa 'ayahmu masih lebih pintar darimu'. Kami menerima semuanya. Bahkan, jika Anda berbakat, Anda harus menjadi pekerja yang paling keras," jelas Irfan.(dra)