Covid-19 Benar-Benar Berakhir? Ini Kata WHO

Ilustrasi Foto Covid 19
Sumber :
  • VIVA Group

Viva Bandung – Belakangan ini, informasi soal kasus atau penanganan COVID-19 di berbagai belahan dunia hampir jarang ditemui. Namun, bukan berarti wabah tersebut sudah benar-benar hilang dan berakhir.

Presiden Jokowi Tanda Tangani Aturan Baru Soal BPJS, Begini Isinya

Update terbaru, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat, 5 Mei 2023, mengatakan bahwa virus corona bukan lagi darurat kesehatan global. Seperti apa penuturan lengkapnya? Yuk simak sama-sama!

Badan kesehatan PBB itu sebelumnya telah menyatakan COVID-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian global dengan tingkat kewaspadaan tertinggi, selama lebih dari tiga tahun. Namun, pernyataan itu kini diubah.

Terungkap! Motif Epy Kusnandar Terjerumus Penyalahgunaan Narkoba

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menekankan bahwa pengumuman virus corona bukan lagi darurat kesehatan global tersebut tak berarti COVID-19 berakhir sebagai ancaman kesehatan global, melainkan sebagai keadaan darurat. Ia menambahkan bahwa dia tidak akan ragu untuk menilai kembali situasi jika COVID-19 menempatkan dunia kembali dalam bahaya.

"Dengan harapan besar saya menyatakan COVID-19 berakhir sebagai darurat kesehatan global,” kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Viva, Sabtu, 6 Mei 2023.

Berikut Durasi Tidur yang Ideal, Pentingnya Tidur yang Cukup untuk Mental Sehat

Ingatkan Bahwa Virus Tetap Ada

Sebenarnya, kepala WHO itu mengatakan dunia telah melihat tren penurunan virus corona selama lebih dari setahun. Itulah mengapa sebagian besar negara telah kembali hidup seperti sebelum pandemi melanda.

“COVID-19 telah mengubah dunia, dan itu telah mengubah kita. Dan memang seharusnya begitu. Jika kita kembali ke keadaan sebelum COVID-19, kita akan gagal untuk mempelajari pelajaran kita, dan mengecewakan generasi masa depan kita," kata Tedros.

Dia kemudian memperingatkan terhadap situasi masyarakat akan kelelahan pandemi. Menurutnya, virus masih akan terus ada dan kian bermutasi sehingga patut diwaspadai meski dinyatakan tak lagi sebagai keadaan darurat.

"Virus ini akan tetap ada, dan semua negara perlu belajar mengelolanya bersama penyakit menular lainnya," tambahnya.Sebagai informasi, kematian terkait COVID-19 yang dilaporkan turun 95 persen sejak awal 2023 hingga April. Untuk minggu yang dimulai 24 April tahun ini, yang terbaru dengan data lengkap WHO, organisasi tersebut mencatat 3.568 kematian di seluruh dunia. Itu dibandingkan dengan 41.529 pada minggu yang dimulai 2 Januari - di tengah lonjakan kecil beban kasus di pertengahan musim dingin. (jra)