Wajib Tahu Moms, Ini Bahaya Anak Alami Alergi Susu Sapi
- Viva Group
Viva Bandung – Alergi susu sapi pada anak-anak kerap menjadi keluhan yang tak terhindarkan. Kondisi tersebut mungkin membuat sebagian orangtua khawatir anaknya akan kekurangan nutrisi penting yang terdapat dalam susu sapi yang dibutuhkan bagi tumbuh kembangnya.
Anak yang tidak cocok susu sapi tetap membutuhkan asupan nutrisi seimbang untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Sebab, anak tidak bisa mengonsumsi susu sapi serta makanan yang mengandung produk turunannya. Yuk, scroll untuk info selengkapnya. "Selain menimbulkan gejala, kondisi si kecil yang tidak cocok susu sapi juga membuatnya rentan mengalami kekurangan mikronutrien penting, salah satunya adalah defisiensi zat besi," ujar Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK., dalam webinar bersama Danone, baru-baru ini.
Padahal, zat besi merupakan salah satu nutrisi esensial yang dapat mendukung si kecil yang tidak cocok susu sapi dapat tetap tumbuh maksimal, terutama untuk mendukung perkembangan kognitif anak. Untuk itu, penting bagi orangtua untuk lebih memerhatikan alternatif nutrisi yang tepat agar kebutuhan makronutrien, termasuk protein, dan mikronutrien tetap dapat terpenuhi. "Risiko kekurangan zat besi yang lebih tinggi pada si kecil yang tidak cocok susu sapi dapat disebabkan karena si kecil mengalami pembatasan jenis asupan makanan yang tidak sesuai, sehingga dapat menyebabkan asupan nutrisi zat besi tidak adekuat.
Namun tidak hanya zat besi, kombinasi zat besi dan vitamin C dengan rasio yang sesuai dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi hingga dua kali lipat di dalam tubuh si kecil," beber dokter Juwalita. Selain harus memerhatikan kecukupan mikronutrien, asupan makanan berserat juga tidak bisa diremehkan pada anak yang tidak cocok susu sapi. Sebab, serat dapat membantu optimalisasi kesehatan saluran cerna yang krusial bagi tumbuh kembang dan kesehatannya.
"Penelitian menyatakan bahwa pola makan rendah asupan serat merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya alergi," tambahnya.
Sehingga, jika asupan serat harian tidak tercukupi dengan baik dapat memengaruhi terjadinya gangguan kesehatan, salah satunya kejadian alergi pada anak. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan saat zat pemicu alergi (alergen) yang berasal dari lingkungan maupun makanan masuk ke dalam saluran pencernaan, dapat terjadi gangguan pada keseimbangan mikrobiota usus yang memicu respons sistem imun yang menimbulkan reaksi alergi pada anak. "Namun, sayangnya 9 dari 10 anak Indonesia masih kekurangan asupan serat. Kondisi tersebut penting untuk menjadi perhatian bersama, terutama para orangtua. Oleh karena itu, untuk melindungi si kecil dari alergi, orangtua juga dianjurkan untuk menjaga keseimbangan mikrobiota ususnya, salah satunya melalui asupan makanan yang tinggi serat,” ungkap dokter Juwalita
Dokter Juwalita menyarankan bahwa asupan Isolat Protein Soya yang telah terfortifikasi dengan nutrisi tepat yang tinggi serat maupun dengan kombinasi zat besi dan vitamin C dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi hingga dua kali lipat. Asupan tersebut bisa menjadi alternatif nutrisi yang aman dan efektif bagi anak yang tidak dapat mengonsumsi susu sapi serta makanan yang mengandung produk turunannya.