Hati-Hati Para Pengguna Vape, Bisa Sebabkan Paru Paru Bocor
- Pixabay
Bandung – Rokok elektrik, juga dikenal sebagai vape, telah ditunjukkan memiliki efek negatif pada kesehatan paru-paru. Salah satu efek yang disebabkan oleh rokok elektrik adalah pneumothorak, juga dikenal sebagai paru-paru bocor.
"Paru bocor itu banyak laporan di luar negeri, rokok elektronik itu menyebabkan pneumothorak (paru bocor)," kata Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof. DR. Dr. Agus, Sp.P (K), FISR, FAPSR dalam virtual media briefing, Selasa 9 Januari 2024.
Selain itu, Prof. Agus mengungkapkan bahwa banyak kasus paru bocor yang disebabkan oleh penggunaan rokok elektrik juga dilaporkan di Indonesia. Salah satu pasien yang ditangani oleh Prof. Agus adalah orang yang telah menggunakan rokok elektrik selama satu tahun.
"Tapi di Indonesia apakah terjadi? Iya ada kejadiannya. Kasus saya sendiri yang saya rawat di rumah sakit. Pasien itu 23 tahun kemudian merokok biasa 10 tahun kemudian pindah ke rokok elektronik selama 1 tahun (50 hisap per hari). Selama 10 tahun parunya enggak bocor kemudian pindah 1 tahun ke rokok elektronik," katanya.
Hasil rontgen menunjukkan bahwa ada cairan di dalam paru-paru pasien berusia 23 tahun itu.
"Sudah diperiksa semua tidak ada cairan TB, tidak ada tumor, tidak ada kanker. Setelah selesasi dioperasi dikeluarkan cairannya, paru-parunya bisa dikembangkan kembali,"katanya.
Selain itu, Prof Agus meminta pasiennya itu untuk berhenti vaping. Akibatnya, pasien tersebut tidak mengalami kekambuhan lagi.
"Enggak dikasih obat TBC, enggak dikasih obat kanker. Penyebabnya kemungkinan besar karena vape ya, dan ini fakta tidak bohong," ujarnya.
Ada temuan bahwa tidak hanya individu yang merokok, tetapi juga individu yang menggunakan perokok elektronik pasif mengalami dampak negatif pada kesehatan paru-paru mereka.
"Radang paru bisa laporan kasus di Indonesia tahun 2022 ketika perokok pasif padahal dia, rekannya perokok elektronik terpapar setiap hari. Usianya 18 tahun," ujar dia.
Untuk radang paru-paru akibat vape juga dilaporkan pada pasien yang dirawat Prof. Agus..
"Di kasus sehari-hari saya temukan radang paru, pneumonia saya rawat. Laki-laki 18 tahun sesak nafas batuk-batuk pakai vape tiga bulan. Setelah dirontgen ada radang paru. Saya beri obat antibiotik saya suruh stop vapenya abis itu stabil enggak pernah datang enggak ada datang," ujarnya.