Dari COVID-19 hingga Perang Rusia-Ukraina Ini Pengertian Mental Health

ilustrasi mental health
Sumber :
  • istimewa

BANDUNG – Kesehatan jiwa (atau kesehatan mental) adalah keadaan sejahtera di mana individu menyadari potensi yang dimilikinya, mampu menanggulangi tekanan hidup normal, bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi bagi lingkungannya.

Zelensky Desak Dunia Hukum Penjahat Perang Rusia Sekarang Juga!

Dengan demikian, kesehatan jiwa memiliki aspek-aspek fisik, psikologis, sosial, dan bukan semata-mata tidak dialaminya penyakit kejiwaan.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kesehatan jiwa yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tenteram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.

Zelensky Peringatkan Dunia: 'Penarikan Pasukan Rusia Harga Mati'

Kesehatan jiwa dapat didefinisikan juga sebagai ranah yang mengurus (mengelola dan sebagainya) suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional menjadi lebih optimal dari seseorang yang perkembangan itu sendiri menjadi sejalan dan selaras dengan keadaan orang lain.

Pendekatan terkini dalam mengelola persoalan kesehatan jiwa adalah pendekatan holisitik yang melampaui ataupun menerobos batasan psikologi klinis, medis, dan psikiatris.

Krisis Kemanusiaan di Ukraina Semakin Buruk, Ribuan Warga Ukraina Terjebak di Tengah Perang!

Dikutip dari New York Post pada Jumat, 22 April 2022, hal ini disebabkan karena kesehatan jiwa merupakan koordinat dari berbagai peristiwa sosial, dari pandemi COVID-19 hingga peperangan seperti Rusia-Ukraina, sehingga pengurusan kesehatan jiwa.

Kesehatan jiwa atau mental health saat ini perlu melibatkan perencana wilayah, arsitek, psikolog sosial, sosiolog, antropolog atau ahli budaya, ahli filsafat sosial, pemuka agama, ekonomi, jurnalis dan pemain bisnis media, hingga pembuat kebijakan publik.

Selain menyajikan gambar-gambar mencekam, perang juga telah berkorelasi dengan kenaikan harga barang kebutuhan rumah tangga. Mulai dari bahan makanan hingga gas, ditambah meroketnya sewa dan biaya perumahan di seluruh negeri.

"Para ahli telah memperingatkan bahwa harga diperkirakan akan terus meningkat, membuat orang Amerika semakin dibayangi oleh resesi yang dapat terjadi," ucap seorang peneliti.

Jumlah orang dewasa yang mencatat ekonomi sebagai sumber stres yang signifikan telah meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Ini terutama di antara orang Amerika berusia 18-25 dan setengah dari semua orang dewasa AS (50 persen) yang menunjukkan biaya perumahan sebagai penyebab utama stres.

Secara keseluruhan, orang Amerika yang lebih muda kemungkinan besar menunjuk uang sebagai penyebab utama stres (82 persen). Persentase orang yang khawatir tentang uang menurun seiring dengan meningkatnya kelompok usia, dengan Gen Z merasakan beban terberat dari krisis keuangan.

Orang dewasa muda mengalami pertumbuhan utang tertinggi dari generasi mana pun antara 2019 dan 2020 karena pengangguran dan pinjaman mahasiswa, dengan saldo rata-rata meningkat 67,2 persen dari  USD 9.593 (Rp 137,6 juta).

Sementara tekanan finansial berdampak pada lebih dari setengah orang dewasa di seluruh AS, jumlah itu melonjak untuk kelompok minoritas, dengan Latino (75 persen) dan orang dewasa kulit hitam (67 persen) merasakan lebih banyak tekanan.

Penyebab stres yang jelas selama dua tahun terakhir adalah pandemi COVID-19. Banyak pembatasan dan sebagian besar kepanikan telah mereda karena ancaman kematian telah berkurang, tetapi hampir tiga dari lima orang (58 persen) masih setuju bahwa pandemi secara keseluruhan terus menjadi pemicu stres harian.

Orang Amerika juga tertinggal secara fisik. Ketika orang-orang melakukan isolasi sosial untuk menghindari penyebaran penyakit, mereka beralih ke cara mengatasi stres dengan mekanisme yang tidak sehat.

Lebih dari setengah orang dewasa (51 persen) setuju gaya hidup mereka menjadi kurang sehat atau tetap sehat selama pandemi. Dua dari lima (42 persen) mengakui bahwa mereka mengandalkan kebiasaan tidak sehat untuk mengelola stres selama dua tahun terakhir.

Menghabiskan waktu di dunia virtual dan minum anggur menjadi strategi mengatasi stres yang populer untuk satu dari lima orang Amerika (23 persen). Mereka mengaku telah minum lebih banyak alkohol dalam dua tahun terakhir untuk mengatasi stres yang bersumber dari berbagai hal.

"Stres di AS terus meningkat selama dua tahun terakhir, tetapi setidaknya Anda tidak sendirian,"

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kesehatan mental adalah dasar untuk kesejahteraan dan fungsi individu yang efektif.

Ini lebih dari tidak adanya gangguan mental dan berkaitan dengan kemampuan untuk berpikir, belajar, dan memahami emosi seseorang dan reaksi orang lain.

Kesehatan mental adalah keadaan keseimbangan, baik di dalam diri maupun dengan lingkungan. Faktor fisik, psikologis, sosial, budaya, spiritual, dan faktor lain yang saling terkait ikut serta dalam menghasilkan keseimbangan ini.

Kesehatan mental juga memiliki hubungan yang tidak terpisahkan dengan kesehatan fisik. Ketika mental terganggu, maka fisik pun akan terpengaruh.

Kesehatan jiwa (mentah health) adalah keadaan sejahtera di mana individu menyadari potensi yang dimilikinya, mampu menanggulangi tekanan hidup normal, bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi bagi lingkungannya.

Dengan demikian, kesehatan jiwa memiliki aspek-aspek fisik, psikologis, sosial, dan bukan semata-mata tidak dialaminya penyakit kejiwaan.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kesehatan jiwa yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tenteram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.

Kesehatan jiwa dapat didefinisikan juga sebagai ranah yang mengurus (mengelola dan sebagainya) suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional menjadi lebih optimal dari seseorang yang perkembangan itu sendiri menjadi sejalan dan selaras dengan keadaan orang lain.

Pendekatan terkini dalam mengelola persoalan kesehatan jiwa adalah pendekatan holisitik yang melampaui ataupun menerobos batasan psikologi klinis, medis, dan psikiatris.

Hal ini disebabkan karena kesehatan jiwa merupakan koordinat dari berbagai peristiwa sosial, sehingga pengurusan kesehatan jiwa saat ini perlu melibatkan perencana wilayah, arsitek, psikolog sosial, sosiolog, antropolog atau ahli budaya, ahli filsafat sosial, pemuka agama, ekonomi, jurnalis dan pemain bisnis media, hingga pembuat kebijakan publik. (irv)