Saat Pertama Kali Jabat Menteri Keuangan, Sri Mulyani: Kemenkeu Kayak Hutan Belantara
- VIVA/Anisa Aulia
VIVA Bandung – Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati menceritakan bagaimana kondisi Kementerian Keuangan saat pertama kali dia menjabat sebagai Menteri Keuangan.
Diketahui, Sri Mulyani dilantik menjadi menteri pertama kali di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggantikan Jusuf Anwar dalam Kabinet Indonesia Bersatu.
Dia menyebutkan, kondisi Kementerian Keuangan saat itu layaknya hutan belantara. Pasalnya, sejumlah orang bisa terang-terangan melakukan korupsi.
"Kemenkeu (saat itu) ya kayak hutan belantara saja,” ungkap Sri Mulyani seperti dikutip VIVA Bandung pada Selasa (07/03/2023).
Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan, korupsi menjadi kebutuhan karena gaji para pegawai tidak memungkinkan untuk menghidupi kebutuhan satu bulan. Bahkan semua orang menganggap bahwa menjadi jujur adalah hal yang tidak mungkin.
“Yang enggak korupsi malah dianggap outlier (menyimpang). Saat itu disebut zaman jahiliyah,” jelasnya.
Kemudian, Sri Mulyani mengaku, secara terang-terangan mengajak untuk memperbaiki internal lembaganya saat pertama kali berbincang dengan pegawai di eselon satu Kemenkeu.
"Bisa enggak memperbaiki Kemenkeu? Image mengenai menjadi tempat yang korupsi, tidak jelas segala macam, kita ubah,” ucapnya.
Heran saja, kata Sri Mulyani, pegawai eselon satu itu meledek dirinya ketika berniat baik. .
“Wah ini rumit sekali Bu masalahnya. Ada masalah gaji, struktur, pokoknya ya Kemenkeu itu ya kayak gini saja. Ibu enggak bakalan bisa deh benerin,” ungkap Sri Mulyani menirukan pegawai eselon satu itu.
Lalu, dia mencontohkan bagaimana proses pencairan anggaran saat itu. Bila ingin mencairkan anggaran, kata Sri Mulyani, tergantung berapa nomor mapnya, dan harus ada amplop yang menyertainya.
Jadi, yang namanya calo anggaran itu betul-betul ada secara fisik. Melihat persoalan itu, Sri Mulyani kemudian melibatkan sejumlah tokoh untuk dimintai memberikan masukan.
Sedangkan saat ini, dia menjelaskan, struktur organisasi dan proses bisnis sudah dibenahi serta semuanya sudah menggunakan sistem IT. Sri Mulyani juga membuat pegawai di Direktorat Jenderal Bea Cukai atau Direktorat Jenderal Pajak tidak bisa bekomunikasi langsung dengan para wajib pajak.
“Maka untuk mengurangi interaksi dibuatlah front office, middle, back office yang saling independen. Ini menggunakan IT system sehingga tidak terjadi kemungkinan transaksi,” kata Sri Mulyani.
Bahkan sekarang, dia memastikan sudah tidak ada lagi yang namanya calo anggaran. Para pegawai Kemenkeu kini sudah banyak peningkatan dan memiliki martabat.
“Staf saya punya kehormatan punya matabat, ‘oh saya kerja di Kemenkeu, saya sudah cukup, saya enggak perlu harus korupsi dan segala macam’. Mereka punya kebanggaan,” ucap dia.
Kemudian, soal pejabat eselon III Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo dan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang kerap pamer harta dan diketahui memiliki harta tak wajar. Mereka bekerja di dua instansi di bawah Kemenkeu. Maka dari itu, dia mengaku perbaikan harus terus dilakukan kedepannya.