Diduga Ajarkan Ilmu Sesat, Ribuan Massa Kepung Ponpes Al Zaytun Indramayu

Ribuan Massa Kepung Ponpes Al Zaytun Indramayu
Sumber :
  • Tangkapan Layar tvOne

VIVA Bandung – Ribuan massa demonstran yang mengatasnamakan Forum Indramayu Menggugat mengepung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat pada hari ini, Kamis (15/6/2023). 

Bupati Indramayu Nina Agustina Emosi Usai Warga Sebut Nama 'Lucky Hakim'

Digelarnya aksi itu untuk menuntut Ponpes Al-Zaytun kerena diduga telah melakukan ajaran yang menyesatkan santri atau masyarakat.

Aksi demonstrasi tersebut dijaga oleh aparat kepolisian dari Polres Indramayu. Tampak pagar kawat menghalangi demonstran untuk bisa masuk ke area Ponpes Al Zaytun, Indramayu.

LPS Likuidasi Bank Daerah di Indramayu Bangkrut Selamatkan Dana Nasabah

Kapolres Indramayu AKBP Fahri Siregar mengatakan, Forum Indramayu Menggugat sudah menyampaikan pemberitahuan ke pihak kepolisian pada Rabu (14/6/202) kemarin.

"Yang akan melaksanakan kegiatan menyampaikan pendapat di muka umum namanya Forum Indramayu Menggugat," kata Fahri Siregar dikutip dari VIVA.

Gelar Demonstrasi, IMM Kota Cirebon Tegas Tolak RUU Pilkada

Kapolres Indramayu, Fahri Siregar

Photo :
  • VIVA.co.id

Berikut lima tuntutan Forum Indramayu Menggugat:

1. Usut tuntas dugaan ajaran sesat Al-Zaytun, libatkan MUI dan KEMENAG

2. Usut tuntas dugaan tindak pidana pemerkosaan atas laporan Sdri. KARTINI perempuan asal Indramayu yang diduga korban pemerkosaan Panji Gumilang;

3. Tegakan UPPA tentang kepemilikan tanah dan tindak pidana penguasaan tanah diduga Al Zaytun merampas tanah rakyat dan menguasai ribuan hektar tidak jelas ijin peruntukannya (Lidik pencucian uang); 

4. Hentikan pembuatan Dersus (Dermaga Khusus Al Zaytun) di Desa Eretan Kec. Kandanghaur dan jalan khusus / jalan pribadi yang sedang dibuat di Desa Lonyod Wanguk, disambungkan lurus dengan Al-Zaytun sangat berbahaya jika dimanfaatkan praktik penyelundupan senjata, narkoba dan perdagangan manusia;

5. Al-Zaytun tidak ada manfaatnya sama sekali untuk masyarakat sekitar tidak ada tenaga kerja, santri asal Indramayu dan tertutup tidak bisa diakses secara umum.