Akui Dirinya Seorang Komunis, Panji Gumilang Kagum dengan Kemajuan Negara China
- Istimewa
VIVA Bandung – Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang tetap ramai diperbincangkan di media sosial lantaran sering menyampaikan pernyataan kontoversial.
Baru-baru ini, secara blak-blakan ia mengakui kalau dirinya adalah seorang komunis. Hal itu sampaikan Panji Gumilang dalam sebuah video yang diunggah di akun TikTok @inverno.channel.
Pria berusia 76 tahun itu juga menceritakan tentang kemajuan negara China yang menganut faham komunis. Bahkan ia seolah-olah merasa kagum terhadap negeri tirai bambu tersebut.
“Saya komunis, anak-anakku sekarang China umur kemajuannya 25 tahun diukur dari tahun 1998. Pada 1998 Indonesia sudah naik hampir bersamaan dengan China dipotong, hancur lagi nol lagi, China naik terus menjadi raksasa segala hal,” kata Panji Gumilang dikutip VIVA Bandung pada Sabtu (17/6/2023).
Menurut Panji Gumilang, ekonomi China adalah kekuatan dunia yang dapat mengalahkan negara kapitalis di kawasan Amerika Serikat dan Eropa. Panji Gumilang menyebut, Amerika dan Eropa sudah maju sejak ratusan tahun yang lalu.
"China sebagai pendatang baru harus kuat daripada raksasa tua. Kaum kapitalis Eropa sudah hidup ratusan tahun kaya, kapitalis AS ratusan tahun sudah tua,” jelasnya.
Selain itu, Panji Gumilang juga mengungakapkan, kekuatan China tidak dapat terlepas dari peran Deng Xiaoping yang terkenal dengan pernyataannya ‘tidak peduli apakah itu kucing putih atau kucing hitam, selama bisa menangkap tikus, itu adalah kucing yang baik’.
“Jangan pura-pura kucing yang menyayangi tikus seperti yang dilakukan oleh kaum imperalis kapitalis. Seperti menyayangi rakyatnya tapi dia mencengkeram. Bahasa China begitu, entah ngerti entah tidak orang China itu,” ungkap Panji Gumilang.
“Kucing galak, pura-pura sayang kepada tikus. Kan tikus makanan kucing kan, di mana ada kucing yang sayang pada tikus,” imbuhnya menganalogikan.
Untuk diketahui, Deng Xiaoping menitikberatkan tanggung jawab individu dan insentif material. Dia mendesak pembentukan tenaga kerja terampil dan teknisi yang membantu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan negara.
Deng bersikeras supaya China tetap menjadi negara sosialis dengan kontrol pusat. Reformasinya tentu meningkatkan kualitas hidup semua masyarakat China. Deng Xiaoping sudah menyetir China ke arah pertumbuhan ekonomi setelah revolusi budaya.