Angin Puting Beliung Membuat Kebakaran di Bromo Semakin Parah

Gunung Bromo
Sumber :

Viva Bandung – Kebakaran di Gunung Bromo terus meluas hingga mencapai batas wilayah Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Probolinggo. Kebakaran membesar sejak Minggu, 10 September 2023 pukul 10.00 WIB.

Kebakaran Gunung Bromo Capai Kerugian hingga Rp89,7 Miliar, Berikut Ini Rinciannya

Sadono Irawan, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang mengatakan bahwa salah satu penyebab api cepat menyambar area lain karena angin di Gunung Bromo cukup kencang. Beberapa kali ditemukan angin puting beliung yang membuat api semakin membesar.

"Di Bromo saat musim kemarau itu anginnya kencang, sesekali muncul puting beliung kecil-kecil. Iya betul (angin jadi faktor api cepat menyebar). Karena sebetulnya walaupun tidak ada puting beliung angin kencang di situ (Bromo)," kata Sadono dikutip Selasa 12 September 2023. 

Bintang Emon Sindir Pasangan Prewedding Pembakar Bromo yang Tuntut Balik Petugas TNBTS

Keadaan ini diperparah dengan semak belukar di Gunung Bromo yang cukup tinggi. Hal ini semakin menjadi bahan bakar bagi api untuk terus melahap benda-benda yang mudah terbakar di kawasan Gunung Bromo.  

"Kemudian semak belukar di Bromo itu kan sudah lama tidak terjadi kebakaran. Sejak (terakhir) 2019 artinya semak itu tinggi kering dan mudah tersulut," ujar Sadono. 

Terbaru! Titik Api Mulai Padam, Luas Area Kebakaran Gunung Bromo Capai 504 Hektar

Sedangkan kendala utama yang dihadapi adalah medan menuju titik api, Api ada di punggung bukit, sehingga sulit bagi petugas gabungan untuk memadamkannya melalui jalur darat.

Bahkan untuk titik api yang sudah terjangkau dan padam. Sering kali kembali terbakar dan muncul titik api lagi saat angin kencang menyambar wilayah-wilayah itu. 

"Kendala utama pasti adalah medan karena kebakaran berada di punggung bukit. Kemudian angin juga ikut memperparah keadaan. Ketika posisi sudah kita padamkan artinya sudah padam. Ketika sudah kering kemudian ada angin hidup lagi apinya," tutur Sadono.