Tangan Ajaib Vania Febriyantie, Berdayakan Lahan Tidur Milik Pemkot Bandung
- Pribadi/Istimewa
Hasil panen Seni Tani didistribusikan melalui Kelompok Tani Sauyunan dengan sistem Community Supported Agriculture (CSA). Sistem CSA adalah sistem pertanian yang melibatkan konsumen dalam proses produksi. Konsumen yang tergabung dalam kelompok CSA membayar di awal bulan sebelum benih sayur ditanam. Dengan demikian, petani urban mendapat kepastian pembayaran sebelum panen.
Sebuah komunitas pertanian urban bernama Kebun Seni Tani memiliki dua lokasi kebun di daerah Sukamiskin, Arcamanik, Bandung Utara. Lokasi pertama adalah tanah kosong seluas 400 meter persegi di sebuah kapling perumahan. Lokasi kedua adalah area tanah kosong di bawah lintasan kabel listrik sutet seluas sekitar 600 meter persegi. Komunitas ini didirikan oleh lima orang penggerak utama dan memiliki sekitar 90 sukarelawan.
Kebun Seni Tani adalah sebuah komunitas pertanian urban yang didirikan oleh dua orang muda, Vania dan Galih, di daerah Sukamiskin, Arcamanik, Bandung Utara. Komunitas ini memiliki dua lokasi kebun, salah satunya adalah area tanah kosong di bawah lintasan kabel listrik sutet seluas sekitar 600 meter persegi.
Lahan tidur di bawah sutet biasanya dianggap sebagai lahan yang tidak produktif dan berbahaya. Namun, Kebun Seni Tani melihat potensi lahan ini untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Dengan memanfaatkan lahan tidur, komunitas ini dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan, menciptakan ruang hijau di perkotaan, serta mendekatkan masyarakat dengan akses pangan yang berkualitas.
Selain itu juga, dengan hadirnya komunitas ini dan pergerakannya cukup masif secara ekonomis, mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Dimana sang owner bercerita, bahwa salah satu orang yang terlibat sejaka Kebun Seni Tani ini berdiri mengalami kesulitan keuangan untuk kuliah. Keberadaan Kebun Seni Tani juga merupakan jawaban atas kegundahan masalah ekonomi yang melambat sejak memasuki masa pandemi Covid-19 kemarin.