Bukan Settingan, Begini Master Chef Indonesia yang Sebenarnya Kata Chef Juna
- Istimewa
VIVA Bandung - Ajang adu masakan Master Chef Indonesia (MCI) sempat menjadi kontroversi belakangan ini.
Hal itu tidak bisa dipisahkan dari pemberian gelar juara terhadap Belinda yang dianggap oleh publik kurang pas.
Tidak sedikit dari warganet yang menilai acara lomba memasak paling bergengsi di Indonesia ini merupakan settingan.
Bahkan sebagian dari warganet menyambungkan kejadian tersebut terhadap isu ras, suku dan golongan.
Menanggapi peryantaan publik itu, salah satu juri di MCI, Chef Juna angkat bicara. Menurutnya, acara MCI sama sekali bukan settingan dan itu asli.
“Apakah MasterChef itu acara settingan? Tidak. Apakah kita sudah menentukan pemenanganya? Tidak. Apakah kita sudah didikte untuk siapa pemenangnya? Tidak,” kata Chef Juna.
Kejanggalan masyarakat itu bukan tanpa sebab, salah satu yang dirasa janggal oleh warganet ialah tat kala dadar gulung Belinda yang sempat mendapat penilaian seperti klorofil oleh Chef Renata.
Tak hanya itu, momen Kiki yang sempat membantu Belinda memotong dagingpun tak luput dari sorotan.
Menjawab hal itu, juri berambut panjang ini membeberkan alasannya, pertama Belinda lebih handal dalam memilih menu dibandingkan Kiki.
Saat itu Belinda menyuguhkan Tuna Belly Tartare Asian Inspire (tuna), Five Spiced Duck Breast (bebek), serta Matcha Creme Brulee (dessert).
"Di grand final itu, ternyata Belinda di hidangan akhirnya mendapatkan poin yang lebih bagus. Hasilnya lebih bagus. Sorry to say," kata Chef Juna.
"Dalam eksekusi karedok aja kekurangannya lumayan banyak. Bengkoangnya menutupi sayuran yang lain," beber Chef Juna.
Lanjut Chef Juna, dirinya menilai Kiki kurang terampil dalam memilih menu pembuka sampai dessert dalam misi terakhirnya di grand final.
"Kalau gue jadi Kiki, mungkin first course-nya ikan arsik, second course mau beef atau lamb, lebih 'gong' gitu. As three-course meal, it's missing something," imbuhnya.