Rais Aam PBNU: Barang Siapa yang Menghina Presiden, Allah Akan Membalasnya
- Viva.co.id
"Orang-orang yang senang, hobi, untuk memviralkan menyebarluaskan fahisyah, berita-berita yang tidak bagus, berita-berita yang cemar terhadap orang-orang yang telah beriman kepada Allah, apa kata Allah? Mereka akan mendapat siksa, sanksi di dunia dan akhirat, kurang apa? Mau tambahan? Apa mau minta ditambah siksa lagi," tegasnya.
Menurutnya, warga NU yang berakidah ahlussunnah tidak akan menyebarkan kesalahan saudaranya tanpa proses tabayyun (klarifikasi) terlebih dahulu.
"Ini faham-faham kita sepertinya ini ketularan penyakit kelompok-kelompok beraliran keras," ujar Kiai Miftach.
"Saya minta NU dan Banomnya, mari beri ketaatan, karena itu maziyahnya Nahdlatul Ulama, bukan karena pimpinan ini minta ditaati, minta disembah-sembah. Ketaatan itu adalah tanda Anda-anda itu kader NU, kader ahlussunnah waljamaah," sambungnya.
Lanjut Akhyar, meski pemimpin terebut dari golongan budak hitam, maka wajib untuk ditaati.
Pun, manakala keputusan pemimpin tidak tepat, maka masih tetap wajib untuk ditaati.
"Jangan demo, sabar kata Rasulullah. Tapi di Indonesia ini kita tahu sendiri mana yang layak dihormati nomor 1 atau 2," imbuhnya