Bahaya Bromat Mengintai di Air Minum, Pemerintah Diminta Gencarkan Sosialisasi

Ilustrasi air kemasan
Sumber :

VIVA Bandung Bahaya bromat dalam air minum dalam kemasan (AMDK) menjadi sorotan. Zat ini berpotensi memicu kanker dan harus disosialisasikan secara gencar oleh pemerintah.

KK KTP Ini Terima Saldo DANA Gratis Rp600 Ribu dari Pemerintah, Buruan Klaim di SINI

Pakar Hukum Kesehatan, Firdaus Diezo, menegaskan bahaya bromat bagi kesehatan dan mendesak pemerintah untuk mengambil langkah pencegahan. 

"Risiko (bromat) sudah jelas terhadap kesehatan. Artinya bromat itu mempengaruhi kesehatan," kata Pengamat Hukum Kesehatan, Firdaus Diezo dalam sebuah diskusi belum lama ini di Jakarta, dikutip dari keterangannya, Senin 3 Juni 2024. 

Terima Saldo DANA Gratis Rp600 Ribu dari Pemerintah, Syaratnya Cuma TUnjukin KK KTP

Ilustrasi air kemasan

Photo :
  • -

Dia mengatakan, sosialisasi dan edukasi publik menjadi kunci untuk melindungi masyarakat dari bahaya bromat.

Cuma Modal KTP KK Lansung Terima Saldo DANA Gratis Rp600 Ribu, Begini Caranya!

Firdaus mencontohkan bahaya bromat yang dapat menyebabkan diare, penyakit yang mudah menyerang dan berdampak signifikan bagi masyarakat. 

Dia menyayangkan masih tingginya prevalensi diare di Indonesia, yang menurutnya menunjukkan kurangnya perhatian terhadap kesehatan masyarakat. 

"Indonesia uniknya gitu. Tidak makan, busung lapar; kalau makan, keracunan makanan. Nah pantaslah negara kita jadi negara dunia ketiga terus kalau begini," katanya.

Ketua YLKI Sumatera Barat, Zulnadi, menekankan tanggung jawab pemerintah dalam melindungi konsumen dari produk berbahaya seperti AMDK yang mengandung bromat.

"Pengambil keputusan harus berani tidak membiarkan konsumen atau masyarakat teraniaya dari produk-produk yang berkeliaran di pasaran," kata Zulnadi. 

Dia menyerukan regulasi dan pengawasan yang lebih ketat untuk memastikan keamanan produk yang beredar di pasaran.

Zulnadi juga mengingatkan konsumen untuk cermat dalam memilih produk dan memahami potensi bahaya yang terkandung di dalamnya. Konsumen harus menjadi konsumen yang cerdas dan bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri.

"Kita harapkan konsumen kita itu teliti di dalam menentukan yang menjadi pilihannya apakah ini berbahaya atau tidak berbahaya," katanya.