Penggunaan Diksi 'Rakyat Jelata' Tuai Kontroversi. Juru Bicara Kepresidenan Minta Maaf
- Tangkap Layar Instagram @pco.ri
VIVABandung – Kementerian Komunikasi Kepresidenan menghadapi gelombang kritik publik setelah Juru Bicara Adita Irawati menggunakan istilah "rakyat jelata" dalam pernyataan resminya.
Insiden kebahasaan ini muncul ketika menanggapi kasus penghinaan terhadap pedagang es oleh seorang publik figur.
Dalam respons cepat terhadap kritikan massive di media sosial, Adita Irawati segera mengambil langkah profesional dengan merilis permintaan maaf secara resmi melalui kanal komunikasi institusional.
Adita menegaskan bahwa penggunaan terminologi tersebut tidak memiliki maksud merendahkan atau mendiskreditkan kelompok masyarakat tertentu.
Menurutnya, istilah "rakyat jelata" memiliki makna definitif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang merujuk pada kelompok masyarakat biasa.