Apa Itu HMPV? Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya yang Harus Diketahui!
- unsplash.com
VIVABandung – Virus Human Metapneumovirus (HMPV) belakangan ini menjadi perhatian global.
Seiring dengan peningkatan kasus di negara-negara seperti China, Amerika Serikat, dan Malaysia.
Di Indonesia, meskipun keberadaannya telah lama ada, penyebaran HMPV baru belakangan ini mulai mendapatkan perhatian lebih.
Dikenal sebagai penyebab infeksi saluran pernapasan, virus ini dapat memengaruhi baik saluran pernapasan atas maupun bawah.
Pertama kali ditemukan di Belanda pada tahun 2001, HMPV ternyata sudah bersirkulasi sejak tahun 1950-an.
Virus ini termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae, yang juga mencakup penyebab penyakit seperti campak dan parainfluenza.
Biasanya, infeksi HMPV terjadi secara musiman, dengan kasus yang lebih tinggi di musim dingin dan semi, terutama di negara-negara dengan empat musim.
Gejala infeksi HMPV sering kali mirip dengan flu biasa, sehingga banyak orang tidak menyadarinya.
Beberapa gejala umum yang dapat muncul adalah batuk, demam, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan sesak napas atau mengi.
Namun, pada kasus yang lebih parah, terutama pada bayi, lansia, atau individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
HMPV dapat menyebabkan komplikasi serius seperti bronkitis, pneumonia, dan kesulitan bernapas yang membutuhkan perawatan medis intensif.
Kelompok yang berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi akibat HMPV antara lain bayi di bawah dua tahun, lansia, serta individu dengan penyakit kronis seperti asma atau PPOK.
Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita kanker atau HIV/AIDS, juga lebih rentan terhadap infeksi serius.
Di seluruh dunia, HMPV menyebabkan ribuan rawat inap dan kematian, terutama pada anak-anak di bawah usia lima tahun.
Misalnya, pada tahun 2018, virus ini tercatat menyebabkan sekitar 643.000 kasus rawat inap dan 16.100 kematian global.
Bahkan, pada 2023, data dari CDC mencatatkan lonjakan kasus di Amerika Serikat sebesar 36%.
HMPV dapat menular melalui droplet atau aerosol yang terhirup saat batuk atau bersin, serta kontak dengan orang yang terinfeksi atau permukaan yang terkontaminasi.
Masa inkubasi virus ini biasanya antara tiga hingga lima hari setelah terpapar.
Meski belum ada vaksin atau obat khusus untuk HMPV, langkah pencegahan sederhana dapat dilakukan.
Cuci tangan secara rutin, gunakan masker, jaga jarak sosial, dan pastikan ventilasi yang baik di dalam ruangan adalah beberapa cara efektif untuk mencegah penyebaran virus ini.
Selain itu, menjaga gaya hidup sehat juga penting untuk memperkuat daya tahan tubuh.
Penelitian terkait pengembangan vaksin untuk HMPV sedang berlangsung.
Beberapa produsen vaksin, seperti Moderna, sedang melakukan uji klinis awal untuk vaksin yang dapat mencegah infeksi HMPV.
Ini memberi harapan bagi upaya pengendalian penyebaran virus di masa depan.
Walaupun HMPV sering dianggap ringan, penting untuk memahami gejalanya, mengidentifikasi kelompok yang berisiko, serta menerapkan langkah pencegahan yang tepat.
Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang virus ini, kita bisa melindungi diri sendiri dan orang terdekat dari dampak buruk yang lebih serius.(**)