Netizen Sindir Rezim Naikan Harga BBM, : Air Mata Buaya
- tangkapan layar
BANDUNG - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Sabtu 3 September 2022 menjadi perhatian publik, terutama di media sosial. Kenaikan terjadi di antaranya harga Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, harga Solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Harga Pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.
Kritik di media sosial Twitter pun mulai bermunculan tidak hanya kepada Pemerintah, melainkan kepada partai politik pengusung Presiden Jokowi yaitu PDI Perjuangan dengan poster bertuliskan 'Dulu sebelum berkuasa paling lantang teriak TOLAK KENAIKAN BBM, Setelah BERKUASA malah MATI Rasa'. Poster itu diunggah akun @IriAnto77074950.
"MIRIS AIRMATA BUAYA," tulis akun tersebut dalam captionnya, Minggu 4 September 2022.
Untuk diketahui, nama PDIP trending di Twitter dengan 9,103 tweets, disusul dengan Jokowi Stabilkan Ekonomi dengan 6,354 Tweets dan Pertamax dengan 25,2 ribu tweets.
"Jokowi stabilkan ekonomi Fix hanya buzzerrp yg punya otak kek gini, Jokowi sengsarakan rakyat, BBM naik bahkan sampe 10rb, otomatis kebutuhan pokok jg ikut naik Sdgkan yg mendapat BLT cuma 20jt orang itu pun 600rb. Sdgkan bbm & kebutuhan pokok selama nya butuh. Subsidi otak aja," ujar @bayu_mika.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai dari Pertalite, Solar dan Pertamax. Harga BBM bersubsidi dan non-subsidi mulai diberlakukan pada Sabtu, 3 September 2022. "Saat ini pemerintah membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM akan mengalami penyesuaian," ujar Presiden Jokowi dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Sabtu, 3 September 2022.
Informasi terkait kenaikan harga BBM bersubsidi mulai mencuat di kalangan masyarakat dan menjadi pertanyaan apakah harga BMM akan dinaikan oleh pemerintah. Setelah terakhir dalam beberapa waktu membengkak nilai subsidi energi yang mencapai hamper Rp502 triliun.
Hal ini pun disampaikan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati yang mengatakan bahwa anggaran subsidi dan kompensasi energi akan kembali membengkak Rp198 triliun, jika memang tidak adanya kenaikan akan harga BBM Pertalite dan Solar. Sri Mulyani pun menambahkan, anggaran subsidi dan kompensasi energi untuk 2022 dipatok sebesar Rp502,4 triliun.
Angka yang membengkak Rp349,9 triliun dari anggaran semula Rp152,1 triliun untuk menahan akan kenaikan harga energi di masyarakat. (rls)