Tragedi Kanjuruhan, Polri Tegaskan Tak Ada Aremania yang Ditangkap

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Yeni Lestari

BANDUNG Polri mengklaim pihaknya tidak melakukan penangkapan terhadap pendukung Arema FC atau Aremania dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Daftar Polri 2024, Ini Link Download PDF Contoh Surat Persetujuan Orang Tua

"Tidak ada ya (penangkapan terhadap pendukung Arema FC), saya luruskan tidak ada," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo di Malang, Jawa Timur, Selasa 4 Oktober 2022.

Dedi mengatakan, untuk informasi lainnya terkait perkembangan penanganan terkait peristiwa tersebut akan disampaikan dalam waktu dekat.

Daftar Polisi Bintara 2024 Sekarang Juga, Ini Syarat dan Cara Daftarnya: Dijamin Lulus!

Insiden Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Arema FC vs Persebaya

Photo :
  • VIVA

"Nanti akan kita sampaikan teman-teman mungkin siang akan saya sampaikan update-nya," ujar Dedi.

Hati-hati Penipuan! Ini Cara Daftar Polisi Bintara 2024 yang Benar: Jangan Asal-asalan

Sebagai informasi, tragedi Kanjuruhan usai laga Persebaya Surabaya versus Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, memakan korban jiwa ratusan orang, dua di antaranya dari pihak Kepolisian RI. 

Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan, insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan bermula ketika laga antara Persebaya kontra Arema FC berakhir dengan skor 3-2 untuk Persebaya. Karena jagoannya kalah, suporter kemudian turun dan merangsek masuk ke dalam lapangan untuk meluapkan kekecewaan dan mengejar pemain dan official Arema FC. Tim Persebaya Surabaya buru-buru dievakuasi petugas dengan kendaraan taktis.

Insiden Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Arema FC vs Persebaya

Photo :
  • VIVA

Massa semakin anarkis sehingga menyebabkan dua petugas kepolisian meninggal dunia. Kemudian petugas melakukan tembakan gas air mata ke arah massa. Saat itulah massa panik dan  mundur hingga terjadi penumpukan orang, sehingga banyak yang pingsan dan terinjak-injak.

"(Pihak) pengamanan melakukan upaya pencegahan dan upaya pengalihan supaya mereka tidak masuk ke lapangan dan mengejar para pemain. Dalam prosesnya itu, dilakukan upaya pencegahan sampai dikeluarkan gas air mata, karena sudah anarkis, mereka menyerang petugas dan merusak mobil dan akhirnya kena gas air mata," ujar Irjen Nico.