Kronologi Kerusuhan di Kanjuruhan yang Tewaskan 129 Orang

Kerusuhan Arema FC dan Persebaya
Sumber :
  • VIVA

Bandung – Publik dikagetkan oleh informasi banyaknya korban jiwa dalam kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).

Wahyudi Hamisi, Gelandang PSS Sleman Pencabut Karier Pemain Argentina di Persebaya

Setidaknya ada sebanyak 129 orang yang tewas dalam kerusuhan usai duel Duel Arema FC melawan Persebaya Surabaya itu. Padahal sebelumnya sempat berlangsung kondusif. Sayangnya, laga berakhir dengan skor 2-3 untuk kekalahan tuan rumah.

Menurut keterangan aparat, situasi sempat berjalan kondusif usai pertandingan. Namun, beberapa oknum suporter Singo Edan meluapkan kekecewaannya dengan turun ke lapangan usai laga. Suporter Arema begitu kecewa.

Wahyudi Hamisi Akhirnya Minta Maaf Usai Tendang Kepala Pemain Persebaya Bruno Moreira

 

Kerusuhan Arema FC dan Persebaya

Photo :
  • tangkapan layar
Jadi Korban Persiapan Piala Dunia U-17, Persebaya Geram

 

Dikutip dari tvonenews.com, sejumlah suporter langsung mencari pemain dan perangkat pertandingan secara sporadis. Mereka ingin meluapkan kekecewaan karena tim kesayangan lagi-lagi menderita kekalahan. 

Para pemain Persebaya dan Arema pun berlari menuju ruang ganti setelah wasit meniup peluit panjang. Petugas keamanan pun merespons amukan suporter dengan melakukan pencegahan. Aparat melakukan pengalihan supaya massa tidak memburu para pemain di lapangan. 

Kerusuhan pun semakin tidak terbendung. Kerusuhan semakin pecah karena sejumlah suporter banyak yang terprovokasi, serta lemparan berbagai benda ke lapangan. 

Semakin lama kekecewaan suporter makin kuat dan kemarahan tidak terkendali, sebab disertai dengan lemparan benda-benda ke lapangan. Atribut laga hingga faslitas stadion menjadi amukan massa. Bangku pemain, papan iklan, jaring gawang, hingga dua mobil polisi ikut jadi bulan-bulanan dibakar massa. Gas Air Mata Polisi pun menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Gas air itu membuat massa berlarian menyelamatkan diri.

Situasi pun menjadi semakin tidak karuan. Banyak dari suporter terinjak-injak dalam situasi ini. Tembakkan gas air mata pun membuat kondisi di stadion porak-poranda. Suporter mengalami sesak napas hingga terkulai lemas. Seorang netizen bahkan menyebutkan ada orang tua yang kehilangan balitanya. Orang itu panik karena situasi yang semakin tidak terkendali akibat tembakan gas air mata polisi di Kanjuruhan. 

Kerusuhan juga berimbas ke luar Stadion Kanjuruhan. Setidaknya ada delapan mobil polisi rusak. Para pemain Persebaya juga sempat tertahan hingga satu jam di kendaraan taktis milik polisi.

Mobil rantis yang ditumpangi Persebaya juga menjadi sasaran para suporter Arema. Sekitar pukul 03:00, Minggu (2/10/2022), Polda Jawa Timur menggelar konferensi pers terjadi tragedi di Kanjuruhan. Seumlah 129 orang tewas, dua di antaranya polisi.

Akibat kejadian itu PSSI mengancam Arema FC dengan hukuman dilarang menjadi tuan rumah hingga sisa kompetisi Liga 1 2022/2023. Kanjuruhan Mulai Kondusif Sekitar dua jam setelah kericuhan terjadi, kondisi Stadion Kanjuruhan berangsur pulih. Di sisi lain, Aremania juga turut membantu suporter-suporter yang pingsan. 

Begitu juga dengan pemain maupun staf Arema yang tertahan. Mereka turut membantu korban. Adapun pihak keamanan belum diketahui menangkap atau menahan sejumlah oknum yang diduga provokator kericuhan.