Napak Tilas Jejak Soekarno di Kota Bandung
- Disparbud Bandung
Di sel nomor 223 yang terletak di Blok Timur Lantai II tersebut Bung Karno menjalani masa tahanan sejak Desember 1930 hingga Desember 1931. Di dalam sel berukuran 2.5×3.2 meter tersebut masih tersimpan tempat tidur beralaskan besi, sebuah meja tulis, lemari dan kursi kayu, serta tempat cuci tangan yang diganunakan Bung Karno.
Arsitektur Karya Soekarno di Kota Bandung
Di Kota Bandung Sang Proklamator juga memiliki berbagai peninggalan sejarah dengan berbagai arsitek bangunan yang sebagian masih ada sampai saat ini. Selepas lulus dari Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) jurusan Teknik Sipil 1926, dirinya sempat dua kali mendirikan biro arsitektur dengan dua rekan yang berbeda, yakni Ir. Anwari dan Ir. Rooseno. Berikut sisa peninggalan arsitektur karya Bung Karno di Kota Bandung.
Deretan rumah di Jalan Kasim No. 6, 8, dan 10
Di Jalan Kasim No. 6, 8 dan 10 terdapat rumah karya Soekarno berupa deretan bangunan kembar yang memiliki desain atas unik. Ujung atap rumah kembar ini telihat menyerupai cerobong asap kecil bergaya ala Eropa. Saat ini rumah kembar rumah karya Soekarno yang dibangun pada tahun 1925 ini, kini tempati oleh warga sipil biasa. Rumah ini tampak begitu terawat, atap dan beberapa bentuk bangunan tidak pernah mengalami perubaha
Bangunan rumah di Jalan Kaca-kaca Wetan No. 8
Tidak jauh dari Jalan Kasim No. 6, 8 dan 10 tepat di jalan Kaca-Kaca Wetan No. 8 terdapat juga bangunan karya Bung Karno yang memiliki ciri khas masih tersisa sampai sekarang. Tapi, sudah ada beberapa perubahan akibat renovasi. Bagian paling asli dari rumah ini adalah dinding dan gentengnya. Bangunan rumah di Jalan Kaca-kaca Wetan No. 8 yang dibangun pada tahun 1930. Kini rumah ini ditempati juga oleh warga sipil.