Reaksi Ilham Aidit Putra DN Aidit ketika Diundang ke Ponpes Al Zaytun
Viva Bandung – Ilham Aidit, pendiri Forum Silaturahmi Anak Bangsa turut menghadiri acara peringatan Tahun Baru Islam 1556 H di Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu pada Rabu, 19 Juli 2023 lalu. Dalam kesempatan itu, anak dari DN Aidit tersebut diberikan kesempatan untuk jadi pembicara.
Ilham mengaku terkejut ketika dirinya diundang untuk mengisi acara memeriahkan 1 Muharram di sebuah pondok pesantren tersebut. Padahal selama ini dia dikenal sebagai anak dari seorang tokoh komunis.
“Saya sangat kaget, suatu pagi saya terima WA dari ketua panitia peringatan 1 Suro 1445 H yang mengundang saya. Saya gak menyangka atau gak pernah mimpi saya diundang hadir dalam acara ini,” ujar Ilham Aidit seperti dilihat dari YouTube Al Zaytun Official, Jumat, 21 juli 2023.
“Orang mengenal saya sebagai Ilham Aidit, anaknya Pak Aidit, orang yang selama puluhan tahun didaulat sebagai musuh bangsa, jadi tiba-tiba (saya kaget) ada anak Komunis yang diundang ke pesantren,” sambungnya.
Ilham juga mengungkapkan bahwa pada awalnya, dia menganggap ponpes Al Zaytun dipenuhi oleh santri yang memakai kain sarung seperti di Pesantren Gontor dan Tebuireng. Namun ketika tiba di sana, dia menilai gaya bicara dan pakaian santri di ponpes Al Zaytun sangat moderat dan tidak puritan.
“Saya jadi mikir, apa masalahnya yang selama ini dipermasalahkan orang, gak ada sesuatu kok, mereka tidak menyembunyikan sesuatu,” ungkapnya.
Ilham juga menilai bahwa sosok Panji Gumilang adalah orang yang memiliki kebesaran hati, wawasan, dan pikiran sangat terbuka. Sehingga dia mau bergaul dengna siapa pun tanpa memandang asalnya.
"Beliau (Panji Gumilang) mengatakan tidak ada bedanya kiri, kanan, tengah, kita semua sama-sama membangun bangsa ini,” kata dia.
Menurut Ilham hal demikian lah yang sejak dahulu diterapkan oleh para pendiri bangsa untuk merawat kedaulatan dan keutuhan Indonesia.
“Bila negara ingin maju, maka kita harus Bersatu, mengalah, penuh toleransi untuk mendapatkan kesepakatan berjalan bersama. Untuk mendapatkan persatuan, tentu harus ada perdamaian, harus ada toleransi,” imbuhnya.
Ilham juga menilai bahwa keributan yang selama ini terjadi, karena cara berpikir yang hanya tertuju pada satu pandangan. Lantas tidak bisa menerima apa yang menjadi pandangan orang lain.
“Dalam perjalanan saya, ketika kita memiliki banyak ragam referensi dalam hidup, maka akan menjadi orang yang hidup tidak sebatas daun kelor. Saya pikir, kekeliruan terjadi karena orang berpikir hanya dengan satu koridor saja.” kata Ilham.
“Tetapi saat saya hadir di Al Zaytun, saya melihat orang orang yang berpikiran terbuka dan maju, saya merasa berada di tempat yang benar.” Pungkasnya.