Menag Malaysia Sebut Ponpes Al Zaytun Sesat, Semua Santri asal Malaysia Ditarik Pulang

Ponpes Al-Zaytun
Sumber :

Viva Bandung – Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI), KH Athian Ali mengatakan bahwa pemerintah Malaysia sudah membuat tim investigasi untuk menyelidiki ponpes Al Zaytun di Indramayu.

“Sewaktu kita mengeluarkan fatwa tentang Al Zaytun, Menteri Agama (Menag) Malaysia dengan cepat menanggapi,” ujar Ali.

Dia menyebut bahwa tim investigasi Malaysia melakukan penelitian selama 6 bulan di Al Zaytun. Lalu mereka mendapatkan simpulan bahwa Al Zaytun mengajarkan pemahaman yang sesat.

Setelah diketahui ada penyimpangan yang diajarkan di pesantren yang dipimpin Panji Gumilang tersebut, Kementerian Agama Malaysia langsung mengambil langkah tegas. Merekam menarik pulang seluruh santri yang berasal dari Malaysia.

“Semua anak santri yang berasal dari Malaysia harus ditarik, kalau mereka tidak mau ditarik, mereka tidak akan bisa kembali ke Malaysia,” jelas Ali.

Ali menyayangkan respons cepat seperti yang dilakukan pemerintah Malaysia tidak dilakukan juga oleh pemerintah Indonesia.

Dia juga sedikit menyinggung soal pernyataan Menteri Agama saat itu Suryadharma Ali yang malah memuji bangunan megah di Al Zaytun. “Cepat menteri Agama Malaysia itu, Alhamdulillah Menteri Agama kita juga datang waktu itu ke Al Zaytun, begitu kelar dari Al Zaytun dia buat pernyataan ‘bagus, megah bangunannya’ memang kalau bangunan tidak ada yang sesat pak,” pungkas Ali.

Saat itu Menteri Agama Suryadharma Ali menyambangi Pesantren Al Zaytun pada Rabu, 11 Mei 2011. Ketika datang Surya mengapresiasi Panji Gumilang dan memuji kemegahan yang ada di pesantren tersebut.

"Saya beri apresiasi pada Syekh Panji Gumilang. Kalau saya katakan bagus, lebih dari bagus. Kalau mewah, melebihi mewah. Kalau lengkap, melebihi lengkap. Al Zaytun adalah kebanggaan," ujar Surya dikutip dari laman Kementerian Agama, Selasa. 

Dia berpendapat, Al Zaytun sukses memadukan pendidikan dan kenyataan hidup atau realitas sesungguhnya. Hal ini menjadi bekal berharga saat anak-anak kembali ke masyarakat.