Tri Suci Waisak: Menghormati Tiga Peristiwa Penting dalam Agama Buddha.

Hari Raya Waisaka
Sumber :
  • VIVA Group

Viva Bandung –  Waisak, yang juga dikenal sebagai Vesak atau Visakha, adalah perayaan paling penting dalam agama Buddha. Di dalam agama Buddha, Waisak adalah peringatan yang menghormati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama, pendiri agama Buddha.

Profil Anjasmara Artis Pemeran Cecep yang Rutin Meditasi Ajaran Budha

Ketiga peristiwa ini adalah kelahiran, pencerahan, dan Parinibbana (kematian) Sang Buddha. Lantas, seperti apakah peristiwa dan asal usul Tri Suci Waisak ? Yuk, intip artikel di bawah ini!

Peristiwa Tri Suci Waisak

Rayakan Waisak, Umat Buddha Jalan Kaki dari Candi Mendut Menuju Candi Borobudur

Perayaan ini biasanya dirayakan pada bulan purnama pada bulan Waisak, yang jatuh pada bulan April atau Mei dalam kalender Gregorian. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi makna dan pentingnya Tri Suci Waisak.

1. Peristiwa pertama yang diperingati dalam Waisak adalah kelahiran Siddhartha Gautama. Menurut legenda, Siddhartha dilahirkan di Lumbini, Nepal, pada malam bulan purnama pada bulan Waisak. Ibunya, Ratu Maya, mengalami mimpi yang indah sebelum kelahirannya, di mana dia bermimpi tentang seekor gajah putih yang masuk ke dalam tubuhnya.

Perayaan Waisak Menjadi Momen untuk Menata Ulang Fungsi Candi Borobudur

Ini dianggap sebagai pertanda bahwa anak yang akan dilahirkannya akan menjadi sosok yang luar biasa. Kelahiran Siddhartha merupakan titik awal dari perjalanan spiritualnya yang akan mengubah dunia.

2. Peristiwa kedua yang dirayakan dalam Waisak adalah pencerahan Siddhartha Gautama. Pada usia 29 tahun, Siddhartha meninggalkan istana dan hidup sebagai pertapa. Setelah bertahun-tahun mencari kebenaran dan jalan keluar dari penderitaan manusia, ia mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India.

Pada malam bulan purnama pada bulan Waisak, Siddhartha mencapai pencerahan yang dalam dan menyadari Empat Kebenaran Mulia serta Jalan Tengah, yang merupakan dasar ajaran Buddha. Pencerahan ini menjadi momen penting dalam sejarah agama Buddha, karena Siddhartha menjadi Buddha, "Sang Tercerahkan".

3. Peristiwa terakhir yang diperingati dalam Waisak adalah Parinibbana Sang Buddha, atau kematian Siddhartha Gautama. Setelah mengajar dan menyebarkan ajaran Buddha selama 45 tahun, Siddhartha meninggal pada usia 80 tahun di Kushinagar, India.

Dalam tradisi Buddha, Parinibbana bukanlah kematian yang dianggap sebagai akhir, tetapi sebuah kebebasan penuh dari siklus kelahiran dan kematian, sebuah pencapaian tingkat tinggi dalam perjalanan spiritual. Kematian Siddhartha mengingatkan para penganut Buddha akan keberlakuan dari impermanen dan pentingnya mencapai pembebasan dari penderitaan melalui penghayatan ajaran Buddha.

Asal Usul Perayaan Tri Suci Waisak

Asal usul Tri Suci Waisak dapat ditelusuri kembali ke masa hidup Siddhartha Gautama, pendiri agama Buddha. Waisak, yang juga dikenal sebagai Vesak atau Visakha, merayakan tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama, yaitu kelahiran, pencerahan, dan Parinibbana (kematian) Sang Buddha.

Perayaan kelahiran Siddhartha Gautama pada bulan purnama Waisak berkaitan dengan legenda yang terkait dengan ibunya, Ratu Maya. Konon, Ratu Maya bermimpi tentang seekor gajah putih yang masuk ke dalam tubuhnya sebelum kelahiran Siddhartha.

Mimpi ini dianggap sebagai pertanda bahwa anak yang akan dilahirkan akan menjadi sosok yang luar biasa. Siddhartha kemudian dilahirkan di Lumbini, Nepal, pada malam bulan purnama Waisak. (rth)