Hati-hati! Tak Bisa Kentut Bisa Fatal, Dokter Tirta Ungkap Fakta Mengejutkan

Dampak negatif menahan kentut
Sumber :
  • Istimewa

Bandung, VIVA Kentut adalah hal yang wajar dan menandakan sistem pencernaan kita berfungsi dengan baik. 

5 Minuman Sehat yang Bikin Perut Buncit Minggat

Saat kita mencerna makanan, bakteri dalam usus menghasilkan gas. Gas ini kemudian akan dikeluarkan melalui kentut. 

"Jadi gini di dalam perut ada bakteri, bakteri ini kalau ada aktivitas pembusukan dia menghasilkan gas dinamakan aktivitas peristaltik. Semakin tinggi peristaltik, semakin sering kentut," kata dokter Tirta dikutip dari potongan video yang diunggah di akun TikTok @Inspirasi sehat. 

Manjur Atasi Diare! Begini Cara Mudah Mengolah Daun Jambu Biji

Dampak negatif menahan kentut

Photo :
  • Istimewa

Namun, jika seseorang kesulitan kentut, itu bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan. Ketika gas menumpuk di dalam usus karena sulit dikeluarkan, usus bisa membesar dan menyebabkan kondisi yang disebut ileus

Stres dan Makanan Ini Bikin Bau Badan Jadi Parah? Cek Faktanya

Ileus ini bisa menyebabkan rasa tidak nyaman yang hebat dan bahkan memerlukan tindakan operasi jika tidak segera ditangani.

"Kalau orang enggak bisa kentut, dia enggak akan meledak bro. Tapi perutnya akan membesar enggak sampai meledak, namanya ileus,” ujar dokter Tirta.

“Kalau ada orang ileus itu ususnya akan membesar terjadi kegagalan peristaltik di situ. Otomatis kalau peristaltiknya enggak ada, dia enggak akan kentut," sambungnya.  

Dokter Tirta menjelaskan bahwa ketika usus tidak bisa berkontraksi dengan baik (peristaltik), makanan dan feses akan menumpuk dan menyebabkan usus membesar. 

Jika dibiarkan, usus yang membesar ini bisa pecah dan menyebabkan komplikasi yang serius. 

Oleh karena itu, jika Anda mengalami kesulitan kentut dalam waktu yang lama, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.

Dokter Tirta Mandira Hudhi.

Photo :
  • Viva.co.id

"Kalau enggak kentut berarti ada kegagalan peristaltik usus, jadi makanan terhambat di situ. Sehingga fesesnya terhambat di situ, ususnya menjadi besar, menjadi ileus yang akhirnya membuat perutnya membesar dan harus dibedah perutnya, laparoskopi,” imbuh dokter Tirta. 

“Kalau enggak ususnya akan pecah dan fesesnya akan menyebar kemana-mana bukan perut yang pecah tapi ususnya yang pecah," jelasnya.