Saran dari Peneliti Agar Perokok Mau Berhenti

Ilustrasi rokok
Sumber :
  • Pixabay

BANDUNG – Peneliti dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF-ITB) Emran Kartasmita mengatakan riset terhadap produk tembakau alternatif masih belum banyak dilakukan di Indonesia. 

Presiden Jokowi Tanda Tangani Aturan Baru Soal BPJS, Begini Isinya

Sebagai produk yang dinilai dapat menerapkan konsep pengurangan bahaya (harm reduction), para pemangku kepentingan disarankan untuk lebih banyak lagi melakukan kajian ilmiah yang meneliti tentang produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan maupun kantong nikotin.

"Riset tersebut bukan untuk mendorong non perokok menjadi konsumen produk tembakau alternatif. Melainkan menyediakan alternatif produk yang lebih rendah risiko bagi perokok yang kesulitan untuk berhenti dan mendorong mereka beralih ke produk tersebut,” kata Emran dalam keterangannya, Kamis 22 September 2022. 

Terungkap! Motif Epy Kusnandar Terjerumus Penyalahgunaan Narkoba

Menurut Emran, pemerintah, para akademisi, lembaga riset, serta pelaku usaha di industri bisa berkolaborasi untuk melakukan kajian ilmiah dengan topik-topik yang relevan terhadap produk tembakau alternatif. Kolaborasi tersebut nantinya akan menghasilkan riset yang komprehensif dan perlu dipastikan bahwa fakta mengenai produk tembakau alternatif dapat diakses oleh publik.

Emran berpendapat, riset-riset kolaboratif juga dapat mengurangi persepsi negatif yang bertentangan dengan fakta hasil kajian ilmiah. 

Berikut Durasi Tidur yang Ideal, Pentingnya Tidur yang Cukup untuk Mental Sehat

"Cara terbaik untuk mengatasi hal tersebut (persepsi negatif) adalah dengan menyediakan data dan bukti ilmiah yang komprehensif. Khususnya yang terkait dengan aspek keamanan dan dampaknya terhadap kesehatan," tegasnya.

Hasil kajian tersebut selanjutnya perlu dipublikasikan di jurnal ilmiah yang bereputasi baik. Hal ini bertujuan agar memiliki bobot dan objektivitas ilmiah. 

Halaman Selanjutnya
img_title