Astronom Temukan Asteroid Pembunuh Planet, Termasuk Bumi

Ilustrasi asteroid
Sumber :
  • Pixabay

BANDUNG – Para astronom telah menemukan asteroid raksasa yang bersembunyi di bawah sinar Matahari yang mungkin suatu hari nanti berpapasan dengan Bumi.

Gempa Magnitudi di Tuban, BMKG Prediksi Datangnya Tsunami

Asteroid selebar 0,9 mil (1,5 kilometer) merupakan batu luar angkasa berpotensi berbahaya paling besar yang pernah terlihat dalam delapan tahun terakhir dan para astronom menyebutnya sebagai 'planet killer atau pembunuh planet' karena dampaknya akan terasa di berbagai benua.

Asteroid yang diberi nama 2022 AP7 itu berhasil menghindari deteksi begitu lama karena mengorbit di wilayah antara Bumi dan Venus. Untuk melihat batuan luar angkasa di daerah ini, para astronom harus melihat ke arah Matahari dan itu sangat sulit karena luminositas dari sang Surya.  

Viral Kampanye Anies Baswedan Bawa-bawa Malaikat Jibril, Netizen: Sejak Kapan Malaikat Berpolitik

Misalnya, teleskop unggulan seperti Teleskop Luar Angkasa James Webb dan Teleskop Luar Angkasa Hubble tidak pernah melihat ke arah Matahari karena kecerahan bintang akan menggoreng optik sensitif mereka.

Karena itu para astronom hanya memiliki pemahaman yang terbatas tentang sifat asteroid yang bersembunyi di wilayah ini, dan terkadang kejutan dapat terjadi.

Surga Tanaman Buah Langka di Bumi Kalimantan

Pada tahun 2013, asteroid yang jauh lebih kecil, hanya selebar 66 kaki (20 m), tiba dari arah Matahari tanpa peringatan. Asteroid itu meledak di atas kota Chelyabinsk di Rusia tenggara, menghancurkan jendela di ribuan bangunan. 

"Hanya sekitar 25 asteroid yang mengorbit sepenuhnya di dalam orbit Bumi yang telah ditemukan hingga saat ini karena kesulitan mengamati di dekat silau Matahari," ujar Scott S. Sheppard, astronom di Laboratorium Bumi dan Planet dari Carnegie Institution for Science.

Melansir dari situs Space, Rabu, 2 November 2022, penemuan AP7 2022 yang akan jauh lebih merusak daripada Chelyabinsk jika menabrak Bumi ditemukan berkat Kamera Energi Gelap supersentif (DEC) di Cerro Tololo Inter-American Observatory di Chili, yang memindai langit selama jam senja ketika asteroid ini dapat dideteksi.

"Sejauh ini kami telah menemukan dua asteroid besar dekat Bumi yang lebarnya sekitar 1 kilometer (0,6 mil), ukuran yang kami sebut pembunuh planet," kata Sheppard.

Asteroid yang ada di bagian dalam tata surya sangat sulit dideteksi, benda itu kurang terwakili dalam model populasi batuan ruang angkasa tata surya secara keseluruhan. Namun, Sheppard percaya bahwa hanya beberapa pembunuh planet yang tidak diketahui di wilayah yang sulit diamati ini. 

Kabar baiknya adalah sebagian besar asteroid yang tidak diketahui ini kemungkinan mengikuti orbit yang menjauhkan mereka dari Bumi.

"Kemungkinan hanya ada beberapa dengan ukuran yang sama yang tersisa untuk ditemukan, dan asteroid besar yang belum ditemukan ini kemungkinan memiliki orbit yang membuat mereka tetap berada di dalam orbit Bumi dan Venus hampir sepanjang waktu," kata Sheppard.

Selain AP7 2022 yang berpotensi mengancam, para astronom menemukan dua batuan ruang angkasa lain yang lebih kecil dalam pengamatan DEC, salah satunya adalah yang paling dekat dengan Matahari yang pernah terlihat. 

Karena kedekatannya dengan bintang di pusat Tata Surya, asteroid yang diberi nama 2021 PH27 ini mengalami efek relativitas umum terbesar di antara semua objek tata surya, kata para ilmuwan dalam pernyataannya.(dra)