Tips Aman Atasi Demam Bayi ASI Eksklusif Tanpa Obat Sirup

Ilustrasi obat sirup
Sumber :
  • Pixabay

BANDUNG – Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengimbau para orang tua untuk berhenti menggunakan obat sirup sementara. Hal itu terkait dengan cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang diduga kuat menyebabkan gangguan ginjal akut (GGA) pada ratusan anak.

Meta AI WhatsApp: Asisten Digital yang Menghadirkan Jawaban Cepat dan Akurat

Untuk mencegah bertambahnya kasus GGA pada anak, Piprim mengimbau orangtua untuk bijak dalam menggunakan obat medis, khususnya jenis sirup. Pada bayi yang masih eksklusif ASI, Piprim menyebutkan bahwa tindakan orangtua ketika anak demam, bergantung usia bayi tersebut dan tak serta merta mengharuskan pemberian obat sirup.

"Bayi masih ASI, demam, tergantung usia. Kalau bayi satu bulan demam, perlu evaluasi secara cermat ada indikasi infeksi menyeluruh seperti sepsis," kata Piprim dalam konferensi pers daring, Rabu 9 November 2022.

Begini Cara Aktifkan Meta AI di WhatsApp untuk Pengalaman Interaktif

Di sisi lain, Piprim mengingatkan bahwa saat bayi demam dengan usia di atas 3 bulan, namun suhu tidak terlalu tinggi, pilihannya bisa dengan pemberian cara tradisional. Salah satunya dengan kompres hangat atau langsung merendam anak di air hangat.

"Bayi atas 3 bulan, anget aja, anak ceria, masih lincah, skin to skin bisa atau rendaman air hangat. Kalau terpaksa demam tinggi banget, bisa beri obat tablet yang dipecah. 10 kilogram berat badan anak, seperempat tablet gerus dengan madu," jelasnya.

Mengirim WhatsApp Tanpa Menyimpan Nomor, Ini Triknya!

Apabila suhu demam masih terus tinggi dan tak menurun usai diberikan berbagai terapi tersebut, Piprim menganjurkan pemberian obat pereda demam yang diberi dari anus. Namun Piprim menegaskan, pemberian obat medis sejatinya adalah jalan terakhir setelah berbagai terapi lain dijalani.

"Prinsipnya, obat jalan terakhir. Demam selama anak masih pecicilan, yang penting (obatnya) istirahat. Demam itu kan situasi kondusif untuk penghancuran virus, nggak perlu hambat buru-buru. Kalau anaknya ada terganggu, demamnya tinggi sekali, baru kita beri obat," tutur Piprim.

Halaman Selanjutnya
img_title