Ini 15 Manfaat Tempe Bagi Kesehatan Tubuh
- Wikipedia
Kandungan nutrisi yang terdapat pada tempe terbukti kualitasnya lebih baik dibandingkan kedelai, karena kadar protein yang larut dalam air akan mengakibatkan meningkatnya aktivitas enzim proteolitik.
Enzim proteolitik dapat memecahkan rantai panjang protein menjadi zat yang dapat dicerna oleh tubuh.
Selain itu, tempe mengandung lemak yang lebih sedikit, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, tiamin, riboflavin, niacin, asam pantotenat, piridoksin, biotin, vitamin B12, dan retinol yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan daging. Oleh karena itu, tempe sering kali dijadikan sumber protein pengganti daging.
10. Melawan Radikal Bebas
Manfaat tempe yang berikutnya yaitu melawan radikal bebas. Paparan radikal bebas ke tubuh lama-kelamaan akan menyebabkan berbagai efek yang tidak baik bagi tubuh, salah satunya bisa memicu kanker. Tubuh sangat membutuhkan antioksidan untuk menangkal radikal bebas tersebut.
Ternyata, antioksidan yang dibutuhkan oleh tubuh dapat didapatkan dengan mengonsumsi tempe. Tempe mengandung antioksidan isoflavon yang berperan dalam melawan radikal bebas.
Antioksidan ini dapat membantu mencegah berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, diabetes dan lain sebagainya serta dapat pula mencegah berbagai jenis kanker, seperti kanker prostat dan payudara.
11. Mencegah Kanker
Kanker adalah penyakit yang mulai terjadi pada salah satu organ atau jaringan di tubuh akibat sel abnormal tumbuh tidak terkontrol, menyerang area di sekitar atau menyebar ke organ lain.
Ternyata, salah satu manfaat tempe untuk kesehatan adalah dapat mencegah kanker. Tempe memiliki kandungan senyawa polifenol dan isoflavon yang bertugas menghambat proses produksi pembuluh darah sel kanker.
Penelitian lain menemukan bahwa konsumsi isoflavon yang lebih tinggi dikaitkan dengan penurunan angka kematian pada wanita dengan kanker payudara.
12. Mengurangi Risiko Penyakit Parkinson
Penyakit parkinson adalah penyakit yang ditandai oleh kerja sistem saraf pusat yang tidak normal. Kerusakan saraf tersebut menyebabkan tingkat dopamin menurun dalam tubuh.