Suasana Rumah Panji Gumilang di Depok Usai Dirinya Diperiksa Polisi
Viva Bandung – Rumah milik pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun, Panji Gumilang di kawasan Krukut, Limo, Depok, hingga sore ini tampak sepi. Panji menjalani pemeriksaan di Mabes Polri atas dugaan kasus penistaan agama.
Jamaludin, lurah Krukut, mengatakan bahwa Panji Gumilang memang sudah lama memiliki rumah di sana. Sejak tahun 1990, Panji membeli tanah di Krukut yang mencapai 3000 meter persegi. Namun rumah itu tidak pernah dihuni oleh Panji.
“Dua orang (yang jaga) bukan orang sini. Orangnya tertutup, yang jaga didalam rumah. Diketok juga diem aja karena mungkin itu instruksi dari dia (Panji) apa gimana saya enggak tahu. Dan selama ini aman-aman aja ngga pernah ada pencurian atau korslet listrik atau kebanjiran, tenang-tenang aja aman,” kata Jamal.
Awalnya area rumah Panji adalah kebun milik warga asli Krukut. Kemudian warga sekitar menjual sedikit demi sedikit pada Panji hingga akhirnya berdiri tiga rumah di area tersebut.
“Kurang lebih dari tahun 1990-an mulai beli tanah di sini. Sampai sekarang saya belum pernah kenal orang itu bagaimana. Dia hanya beli rumah di situ dipagar, informasinya juga baru belakangan tahu kalau itu punya Panji Gumilang. Sebelumnya tanah milik masyarakat sini, beli tanah di sini dulunya kebon orang kampung. Dulu kan dia belum terkenal, kita belum tahu siapa dia. Awalnya (rumahnya) kecil, karena mungkin kebutuhan masyarakat ingin menjual tanah jadi dia (Panji) beli. Belinya bertahap, enggak langsung,” ceritanya.
Panji Gumilang tidak tinggal di rumah itu. Semua urusan administrasi selalu diurus oleh karyawannya yang tinggal di sana. Panji hanya rutin membayar pajak dan uang kebersihan.
“Bayar PBB dan enggak pernah ke sini kalau bayar online. Yang nempatin pembantunya sama penjaga malamnya, bukan orang sini. Orang mana-mana makanya urusan apapun dia cuma RT dan penjaga di depan aja udah hubungannya. Di situ juga orang pilihan (yang kerja),” tukasnya.
Saat awal membeli tanah di Krukut, Panji sering membantu warga sekitar. Dia pernah memberikan bantuan sembako dan hewan kurban. Panji sesekali terlihat sholat di masjid tersebut. Jamal menuturkan belum pernah bertemu langsung dengan Panji. Namun dari informasi warga yang pernah berpapasan, Panji adalah sosok baik dan pendiam. Dia hanya berbicara seperlunya saja.
“Kalau awal dulu sering membantu masyarakat, kasih sembako, kasih kurban di masjid depan rumahnya. Sekarang sudah enggak apalagi udah terkenal enggak mungkin dia kemari. Pas pembagian sembako dan kurban yang ngasih pembantunya. Dia (Panji) lemah lembut, baik-baik aja. Kalau ditanya dijawab, dia nanya kita jawab,” ujarnya.
Jamal berpendapat kalau Panji hanya investasi saja di Krukut dan tidak melakukan aktivitas nyeleneh seperti di ponpes Al Zaytun. Panji juga tidak berinteraksi dengan warga sekitar.
“Dia memang di sini enggak pernah melakukan apa-apa cuma rumah tinggal dia aja enggak ada keluarganya, cuma investasi. Dia enggak pernah ikut campur di masyarakat, enggak pernah ada kegiatan apa pun yang meresahkan. Yang jelas dia di sini cuma investasi. PBB bayar, keamanan sampah dia bayar, enggak melanggar apapun dari pembantu dan satpamnya,” katanya.
“Kalaupun seandainya ada kegiatan radikal pasti akan dilarang didemo masyarakat sini karena orang sini mayorittas orang NU, fanatik Islamnya tinggi. Makanya masyarakat bilang kalau cuma tinggal doang sih, enggak masalah. Panji enggak nyebarin paham apapun di sini. Gimana mau nyebar orang dia enggak pernah datang ke sini,” tegasnya.
”Udah diintelin Polres ko aman, emang enggak ada kegiatan apapun. Lurah sebatas pemantauan aja, enggak ada gerak gerik mencurigakan, saya sudah lihat sama RT. Sekarang ini sudah viral saya lihatin ya sama saja kayak dulu enggak ada apa-apa. Satpam juga biasa aja,” ujarnya.