Majalah Lama yang Memberitakan Ponpes Al-Zaytun Viral, Diduga Terima Peserta Didik Nonmuslim

Majalah Lawas
Sumber :

Viva Bandung – Majalah lawas yang memberitakan Ponpes Al-Zaytun viral. Majalah ini menampilkan beberapa foto mengenai Al-Zaytun. Beberapa dari isinya juga membahas keluarga Cendana dan Menteri Penerangan zaman Soeharto.

Tidak Ikut Diculik saat Peristiwa G30S PKI Padahal Petinggi TNI, Begini Jawaban Soeharto Kala Itu

Pondok Pesantren Al-Zaytun rupanya memiliki campur tangan Soeharto. Ponpes ini disebut memakai nama Soeharto. Dikatakan bahwa Soeharto menyetujui pihak Ponpes menggunakan namanya karena Soeharto setuju karena nantinya Ponpes Al Zaytun akan menjadi tempat pendidikan untuk masa depan.

Dalam judul berita di majalah “Al Zaytun Lembaga yang Terbuka” Syaykh A.S Panji Gumilang mengatakan, Al Zaytun adalah lembaga pendidikan yang terbuka untuk manusia. Jadi, tidak hanya muslim saja yang bisa masuk di Ponpes tersebut, non muslim juga bisa menempuh pendidikan di sana.

Kenapa Soeharto Tidak Diculik saat Peristiwa G30S PKI? Begini Jawabannya

“Tidak ada istilah muslim dan nonmuslim. Al Zaytun menerima manusia. Manusia itu macam-macam agamanya,” kata Panji Gumilang dalam pernyataan di majalah tersebut.

Ketika ditanyakan mengenai nonmuslim yang masuk ke ponpes Al-Zaytun, Panji menjawab suruh mengantarkan anak didik nonmuslim tersebut ke Ponpes Al-Zaytun.

Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Indramayu Panji Gumilang Bebas Murni Hari Ini

“Jangan dikalaukan. Hantarkan ke sini akan saya terima. Anda hantar ke sini dari Singapura yang beragama Budha, kami terima. Mengapa harus tidak diterima? Tapi kalau masih ‘kalau’ jangan. Hantar saja ke sini tidak usai pakai ‘kalau’,” imbuhnya.

Harmoko Menteri Penerangan era H.M Soeharto mengatakan, nantinya menteri-menteri di Indonesia harus dari Al Zaytun, bahkan presidennya.

Halaman Selanjutnya
img_title