Amerika Serikat Soroti China dan Rusia soal Seks dengan Kecerdasan Buatan
- VIVA.co.id
“Kami membiarkan perangkat ini masuk ke dalam rumah kami, kami biasanya bebas berada di sekitar perangkat tersebut, namun kami tidak memiliki hubungan dekat dengan perangkat tersebut,” tambahnya.
Dia sendiri tidak ingin mendukung teori konspirasi karena yakin bahwa kita harus berintegrasi dengan semua teknologi ini.
"Tetapi jika Anda membiarkan mesin masuk ke dalam ruang yang sangat rentan, yaitu hubungan Anda, emosi Anda, keintiman Anda, berhati-hatilah dengan dari mana hal itu berasal," lanjutnya.
Ada banyak potensi keuntungan bagi orang-orang yang menggunakan AI, dan tidak hanya untuk mengisi kekosongan dalam hidup, seperti mendidik masyarakat tentang seksualitas, terutama di negara-negara di mana diskusi semacam itu tidak bisa dilakukan.
Ada juga potensi pelanggaran etis yang harus dinavigasi, seperti prospek yang mengkhawatirkan tentang seseorang yang melakukan pelecehan seksual terhadap kehadiran robot atau AI dan tindakan apa yang dapat diambil.
“Kami masih di kursi pengemudi. Kita tidak memerlukan perang yang membuat orang takut akan datangnya robot. Kita memerlukan integrasi. Perbedaannya akan nyata ketika mesin-mesin ini mempunyai kesadaran," ucapnya.