Dr Djaja Ungkap Mirna Meninggal Bukan Karena Sianida, Begini Penjelasannya
- Viva.co.id
Djaja menjelaskan lebih lanjut jika sianida itu bisa membuat orang meninggal dunia ketika masuk ke dalam darah, bukan lambung.
"Dari lambung ke masuk darah kita tau pembuluh darah masuknya ke hati. Nah di hati, tubuh kita punya mekanisme detoksifikasi. Dirubah CN- (sianida) ditambah S (tiosianad) dalam tubuh kita menjadi CNS itu tiosianad. Maka salah satu tanda bahwa dia kemasukan sianida adalah ada tiosianad dalam hati, darah dan urin. Kalau diperiksa di liur ada, nah itu tidak ada," jelas dr. Djaja.
Lebih lanjut, kadar sianida yang bisa membuat seseorang meninggal adalah sebesar 150 hingga 250mg. Jikalau diambil contoh 150mg siandia yang masuk dalam tubuh, maka seharusnya sianida itu masih bisa ada di dalam tubuh Mirna bahkan 2 jam setelah dirinya dinyatakan meninggal dunia di RS Abdi Waluyo, Jakarta.
Namun lagi-lagi sianida itu tidak ditemukan di sample darah hingga hati Mirna.
"Kalau masuk 150 mg masuk lambung, kalau lambung isi air 1 liter 150mg per liter itu pasti masih ada 2 jam setelah meninggal. Kalau pun berkurang kurang dari 150 kalau kurang dari itu di darah, di urin di hati ketemu. Dari segi forensik enggak mungkin sianida," ujarnya.