Rudal Hipersonik Iran Tembus Iron Dome dan Hujani Israel

Rudal Iran
Sumber :
  • www.nytimes.com

Bandung, VIVAIran melancarkan salah satu serangan terbesar terhadap Israel dengan menembakkan 180 rudal balistik pada Selasa malam. Sebagian besar rudal tersebut berhasil dicegat oleh sistem pertahanan rudal Israel yang didukung oleh Amerika Serikat dan Yordania.

Israel Dibombardir! 180 Rudal Iran Diluncurkan, Ini Reaksi Israel!

Menurut laporan tahun 2021 dari Proyek Ancaman Rudal di Pusat Studi Strategis dan Internasional, Iran memiliki ribuan rudal balistik dan jelajah dengan berbagai jangkauan.

Rudal Jatuh di Israel

Photo :
  • www.nytimes.com
Pendiri Netflix Dukung Kamala Harris, Netflix Ramai di Boikot! Tagar #CancelNetflix Banjiri Medsos!

Jumlah pasti rudal Iran belum diketahui, namun pada 2023, Jenderal Angkatan Udara AS Kenneth McKenzie melaporkan bahwa Iran memiliki lebih dari 3.000 rudal balistik. Rudal balistik beroperasi dengan lintasan yang membawa muatan hulu ledak ke luar atmosfer sebelum kembali menuju sasaran.

Dalam serangan ini, para ahli senjata menyatakan bahwa Iran menggunakan varian rudal Shahab-3, yang telah menjadi dasar bagi rudal balistik jarak menengah Iran sejak 2003.

Zelensky: 'Tiongkok Tidak Boleh mengabaikan Tindakan Brutal Rusia'

Shahab-3 mampu membawa hulu ledak seberat 760 hingga 1.200 kilogram dan diluncurkan dari platform bergerak atau silo.

Varian terbaru dari Shahab-3, yaitu Ghadr dan Emad, memiliki akurasi yang lebih tinggi, dengan margin kesalahan sekitar 300 meter dari target. Selain Shahab-3, media Iran melaporkan penggunaan Fattah-1, sebuah rudal yang diklaim sebagai senjata hipersonik dengan kecepatan Mach 5 (sekitar 6.100 km/jam).

Meskipun demikian, para ahli meragukan bahwa rudal tersebut benar-benar hipersonik. Fabian Hinz, peneliti dari Institut Internasional untuk Studi Strategis, menjelaskan bahwa Fattah-1 tampaknya memiliki hulu ledak yang mampu bermanuver untuk menghindari sistem pertahanan selama fase akhir penerbangannya.

Namun, para analis skeptis terhadap penggunaan Fattah-1 dalam serangan ini, mengingat resiko kegagalan operasional rudal baru tersebut.

Trevor Ball, mantan teknisi persenjataan peledak di Angkatan Darat AS, menilai bahwa Iran lebih mungkin menggunakan rudal Shahab-3 yang sudah teruji, karena risiko kehilangan teknologi dan data strategis dari Fattah-1 jika digunakan untuk pertama kalinya sangat besar.

(Sumber: CNN)