Ellysa dan Perjuangannya Membangun Wilayah Konservasi di Gunung Geulis
- Dokumentasi Narasumber
VIVABandung – Berawal dari ketertarikannya pada kegiatan luar kelas dan keinginan untuk berbagi manfaat, Ellysa bersama rekan-rekannya serta warga lokal, sukses mengembangkan wilayah konservasi di daerah Gunung Geulis, Sumedang, Jawa Barat sejak tahun 2017.
Sebagai mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad), Ellysa dan timnya memilih lokasi tersebut dengan berbagai pertimbangan, salah satunya adalah potensi ekonomi dan pariwisata yang dapat dikembangkan.
Mereka memilih area Buffer Zone sebagai lokasi konservasi, agar setiap warga dapat dengan mudah mengakses wilayah tersebut. Buffer Zone atau Zona Penyangga merupakan area perbatasan antara gunung dan pemukiman warga.
"Kita pilih areanya itu buffer zone, karena kita ingin warga bisa mengakses dan mengelola buffer zone tersebut dengan mudah, tanpa harus menjangkau tempat-tempat yang lebih tinggi," jelas Ellysa.
Salah satu langkah yang diambil Ellysa dan timnya adalah menanam tanaman yang mendukung kelestarian lingkungan dan pariwisata, seperti kopi, alpukat, dan beberapa sayuran lainnya yang sesuai dengan karakter tanah dan suhu di Gunung Geulis.
Mereka juga membangun kerjasama dengan berbagai pihak, seperti dosen Unpad dan pemerintah, untuk menyukseskan program konservasi ini.
Selain penanaman, Ellysa dan tim juga membangun beberapa fasilitas sederhana, seperti saung dan base camp, yang kerap dimanfaatkan sebagai sarana untuk berkumpul, bertukar pendapat, dan mengedukasi masyarakat tentang kegiatan konservasi di Gunung Geulis.
Melalui saung dan fasilitas lainnya, Ellysa dan tim menularkan ilmu dan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam hayati untuk generasi mendatang.
Dalam membangun infrastruktur dan memberikan edukasi kepada masyarakat, Ellysa dan tim juga memiliki misi untuk menginspirasi kaum muda agar memiliki kesadaran yang baik dalam melestarikan lingkungan.
Program ini mendapat dukungan pendanaan dari berbagai sumber, termasuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan PT Astra International melalui Program SATU Indonesia Award 2017.
Selain sebagai area konservasi dan destinasi wisata, kawasan ini juga sering dijadikan sebagai objek penelitian oleh para mahasiswa. Ke depannya, Ellysa ingin terus mengembangkan program ini dengan memperbaiki berbagai aspek dan mencari dukungan pendanaan dari pihak swasta.
"Masih banyak yang harus diperbaiki, bahkan setelah tujuh tahun berjalan. Saya ingin memperbaiki itu dulu dan mencari dukungan pendanaan dari koneksi pribadi," ungkap Ellysa.
Perjuangan Ellysa dan timnya dalam membangun wilayah konservasi di Gunung Geulis merupakan bukti nyata dari semangat dan kepedulian kaum muda dalam melestarikan lingkungan.
Melalui kerja keras, kerjasama, dan dukungan dari berbagai pihak, mereka berhasil menciptakan sebuah kawasan konservasi yang tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga memberikan nilai ekonomi dan edukasi bagi masyarakat sekitar.
Kisah Ellysa menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk turut serta dalam upaya pelestarian alam, dan menunjukkan bahwa dengan komitmen, kreativitas, dan kerja sama yang baik, perubahan yang signifikan dapat diwujudkan.
Semoga program konservasi di Gunung Geulis terus berkembang dan menjadi contoh bagi upaya-upaya serupa di wilayah lainnya.