Cerita Anggota DPR yang Dulunya Buruh Pabrik dan Kernet Angkot

Anggota DPR Dedi Mulyadi Jenguk Rekannya yang Sakit
Sumber :
  • Istimewa

 

DPR dan KLHK Turun Tangan Atasi Limbah Pabrik di Purwakarta

BANDUNG – Sebelum dikenal publik seperti saat ini, Anggota DPR RI Dedi Mulyadi merintis karirnya dari bawah. Selain pernah menjadi kernet angkot dan pedagang beras, rupanya Dedi pernah menjadi buruh pabrik tekstil di PT Indo Bharat Rayon di Kabupaten Purwakarta.

Meski karirnya terus menanjak, namun Kang Dedi Mulyadi tak pernah melupakan orang-orang yang dulu pernah bareng dengannya. Bahkan kemarin Dedi menjenguk Mang Endo teman kerjanya di pabrik yang sedang sakit. Endo sendiri dulu dikenal sebagai sosok paling galak dan kerap marah pada Dedi.

Petani Milenial Colabs Sama Anggota DPR, Panen Bawang Merah 30 Ton

Dedi yang sampai di rumah Endo langsung disambut dengan pelukan. Dengan kondisi yang hanya bisa berbaring dan berucap maaf sambal memeluk Dedi. “Hampura, hampura (maaf, maaf),” ucap Endo sambal menangis memeluk Dedi yang baru tiba, Jumat 5 Agustus 2022.

Rupanya sebelum datang menjenguk, Kang Dedi Mulyadi telah mengirim orang yang biasa mengobati stroke secara tradisional. Mang Endo yang mengalami stroke sejak 10 tahun terakhir itu pun kini sudah mulai bisa bangun dan duduk dari tempat tidurnya. Mang Endo sendiri sakit stroke sejak 10 tahun lalu. Namun ia baru pensiun dari pabrik beberapa tahun ke belakang. Meski demikian uang pensiunnya bekerja dari tahun 1982 sebesar Rp 12 juta sudah habis untuk berobat.

DPR Kecam Tarif Pulau Komodo 3,7 Juta, : Kelucuan di Negeri Ini

Anggota DPR Dedi Mulyadi Jenguk Rekannya yang Sakit

Photo :
  • Istimewa

“Sudah, bentar lagi juga sehat. Kan dulu di pabrik Pak Endo terkenal paling galak,” ujar Dedi.

“Kan kungsi Dedi ge dicarekan (Kan dulu juga Dedi suka dimarahin),” kata Endo.

“Geus ayeuna mah ulah galak stroke mah. Sabar ayeuna mah. (Udah sekarang gak usah galak kalau stroke. Sabar sekarang mah),” timpal Dedi.

Melihat kondisi Endo yang sudah mulai membaik Dedi pun menyarankan agar dirawat secara khusus di tempat pengobatan tradisional yang sebelumnya dating ke rumah.

Dedi Mulyadi dan Nani Mulyani

Photo :
  • Istimewa

“Mending sekarang mah dirawat di Pak Aris (tempat pengobatan tradisional) biar cepat sehat. Udah urusan uang mah saya yang bayar. Biaya sehar-hari juga saya siapkan,” ucap Dedi.

Mendengar itu Endo pun kembali merangkul Dedi sambal menangis. Ia tak kuasa menahan haru karena sudah dibantu. Di sela-sela obrolan keduanya pun mengenang masa saat bekerja di pabrik. Saat itu Dedi berstatus pegawai kontrak, sementara Endo pegawai tetap dan menjadi atasannya.

"Dulu saya kan kontrak gak diperpanjang, kalau Pak Endo mah kan pegawai tetap. Dulu saya (kerja) masih kuliah. Kalau Pak Endo masuk ke ruangan, saya dimarahin," ujar Dedi.

Dari obrolan tersebut terungkap pula gaji yang diterima Dedi saat bekerja sebagai buruh pabrik sebesar Rp200 ribu per bulan. Sementara Pak Endo yang pegawai tetap mendapatkan gaji Rp480 ribu.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi

Photo :
  • Istimewa

Teringat masa lalu yang kerap memarahi Dedi, Endo pun meminta maaf. Terlebih saat ini Endo bersyukur bisa bertemu dan dijenguk oleh Dedi. "Nah sekarang Pak Endo harus nebus, syaratnya Pak Endo harus mau dirawat. Ke biaya hirup mah ti dieu (Nanti biaya hidup dari saya)," ujar Dedi yang lagi-lagi dipeluk Endo sambil menangis.

Dedi mengingatkan bahwa Endo akan dijemput untuk dibawa berobat. "Pak endo sing sehat, tetap semangat jangan pernah menyerah, asalnya sehat harus jadi sehat lagi," katanya.

Seperti diketahui sebelum seperti saat ini Dedi pernah bekerja sebagai buruh di pabrik tekstil. Saat itu juga Dedi aktif di organisasi buruh dan menjabat sebagai Wakil Ketua DPC FSPSI (1997) dan Sekretaris PP SPTSK KSPSI (1998). (bdg)