Misteri Hilangnya HP Brigadir J dan 3 Grup WA Ajudan Ferdy Sambo
- Istimewa
BANDUNG – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengumumkan salah satu hasil investigasi lembaga itu dalam kasus kematian ajudan mantan kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo, Nofiansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Menurut Komnas HAM, setelah kematian Brigadir J, alat komunikasi atau ponsel milik Brigadir J, termasuk WhatsApp Grup (WAG) para ajudan Ferdy Sambo lenyap, hilang atau dihapus.
"Terkait obstruction of justice (upaya menghalangi proses hukum): ketika kita dapat data, khsusunya data digital, itu salah satu yang ketara banget adalah rekam jejak digital enggak cuma HP yang hilang, tapi percakapan digital juga enggak ada," kata Komisiner Komnas HAM M Choirul Anam sebagaimana dikutip dari Youtube DPR pada Selasa, 23 Agustus 2022.
Selain itu, kata dia, para ajudan Sambo memiliki WhatsApp Grup. Namun, setelah Brigadir J meninggal dunia, tiba-tiba saja WAG hilang karena handphone telah diganti. Bahkan, komunikasi atau jejak percakapan juga tidak ada antar mereka.
"Ada beberapa grup WA dalam catatan kami, ada tiga grup WA, yang dulunya ada, terus enggak ada, karena HP ganti. Terus, ada tapi yang sepuluh ke bawah ga ada lagi komunikasinya. Itu menurut kami jadi penting untuk dilacak grup WA," ujarnya.
Anam juga menyebut fisik ponsel juga tidak ada, termasuk ponsel milik Brigadir J hingga sekarang tidak diketahui keberadaannya. Saat dikonfirmasi kepada keluarga Brigadir J, katanya, ponsel yang sempat ditunjukkan Komnas HAM ternyata dibantahnya bahwa model HP Brigadir J bukan seperti itu.
"HP (handphone) Yosua itu Samsung, modelnya tidak seperti ini. Ini seolah-olah HP Yosua enggak bisa dibuka. HP Yosua ke mana, sampai detik ini kami juga tidak tahu," ujarnya.
Menurut dia, ponsel milik Brigadir J tidak diberikan saat pengantaran jenazah sekaligus pengantaran barang. Akhirnya, Anam coba menghubungi Kepala Polda Jambi Irjen Rachmad Wibowo untuk menanyakan barang-barang milik Brigadir J.
Menurut Rachmad, kata Anam, ponsel Brigadir J disimpan di satu kardus di kantor Polda Jambi dan belum diserahkan kepada keluarga Brigadir J. Anam mengaku diajak oleh Rachmad untuk bersama-sama menyerahkan ponsel itu kepada keluarga Brigadir J tetapi dia menolak, dan mempersilakan Rachmad saja yang menyerahkannya.
"Ternyata, HP yang penting tidak masuk dalam rombongan barang yang diberikan kepada pihak keluarga," ujarnya.