Heboh Ramalan Mengerikan dari Baba Vanga, Apa Itu?
- U-Report
VIVA Bandung – Sejumlah ramalan menyeramkan tentang masa depan terus bermunculan. Apalagi, dunia tengah dilanda Perang Rusia dan Ukraina.
Salah satu sosok peramal terkenal yang memprediksi tentang kehancuran dunia adalah Baba Vanga. Dia pernah memprediksi serangan 9/11 di Amerika Serikat (AS). Dia mengungkapkan kemungkinan Perang Dunia III akan segera dimulai.
Bernama lengkap Vangelia Gushterova, Baba Vanga lahir di tempat yang kemudian dikenal sebagai Yugoslavia. Ketika dia berusia 12 tahun, dia kehilangan penglihatannya saat badai ketika dia terlempar ke udara dan terlempar ke tanah oleh hembusan angin yang kuat.
Laporan Republic World menyebut Baba Vanga meramal akan adanya sebuah negara besar akan menggunakan senjata biologi. Baba Vanga bahkan mengeklaim bahwa 2023 akan melihat badai matahari atau tsunami matahari yang akan sangat menghancurkan.
Tak hanya itu, Baba Vanga yang meninggal dunia pada 1996 juga memprediksi adanya alien yang akan menyerang Bumi dan manusia tidak akan terkena listrik selama tiga hari tiga malam akibat ledakan nuklir. Selain itu virus berbahaya juga akan mempengaruhi burung.
Terkait Perang Dunia 3 dan kehancuran di mana-mana, publik saat ini tengah khawatir dengan eskalasi latihan di Ukraina.
Rusia diketahui memberi peringatan baru tentang bencana perang nuklir. Ini akibat langkah Barat ke Ukraina saat ini. Dukungan senjata AS dan sekutunya di aliansi NATO kepada Kyiv merupakan penyebab.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan manuver ini telah membawa kedua kubu dalam perang 'hibrida', di mana mereka sama saja melawan pasukan Rusia.
"Kebijakan AS dan NATO untuk memicu konflik di Ukraina dan peningkatan keterlibatan mereka dalam konfrontasi militer penuh dengan penarikan militer langsung dari kekuatan nuklir," tegasnya dalam forum Konferensi PBB tentang perlucutan senjata yang dikutip CNBC International, Kamis, 9 Maret 2023.
"Konsekuensi bencana," tambahnya sambil mengingatkan langkah sebelumnya yang diambil Presiden Rusia Vladimir Putin dengan menangguhkan perjanjian penarikan senjata nuklir START (untuk Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis) yang dibuat dengan AS, sebagai tanggapan keras atas tindakan keras Washington DC dan NATO di Ukraina.
Pernyataan Ryabkov merupakan sinyal kesekian kelima yang diutarakan terkait ancaman perang nuklir. Sebelumnya, mantan presiden Rusia dan yang juga sekutu Presiden Vladimir Putin, Dmitry Medvedev, mengatakan pasokan senjata Barat yang berkelanjutan ke Kyiv berisiko menimbulkan 'bencana' nuklir global.