Tri Suci Waisak: Menghormati Tiga Peristiwa Penting dalam Agama Buddha.

Hari Raya Waisaka
Sumber :
  • VIVA Group

Pada malam bulan purnama pada bulan Waisak, Siddhartha mencapai pencerahan yang dalam dan menyadari Empat Kebenaran Mulia serta Jalan Tengah, yang merupakan dasar ajaran Buddha. Pencerahan ini menjadi momen penting dalam sejarah agama Buddha, karena Siddhartha menjadi Buddha, "Sang Tercerahkan".

Bantuan PKH Masih Dibuka, Ayo Segera Daftar Diri Anda Disini

3. Peristiwa terakhir yang diperingati dalam Waisak adalah Parinibbana Sang Buddha, atau kematian Siddhartha Gautama. Setelah mengajar dan menyebarkan ajaran Buddha selama 45 tahun, Siddhartha meninggal pada usia 80 tahun di Kushinagar, India.

Dalam tradisi Buddha, Parinibbana bukanlah kematian yang dianggap sebagai akhir, tetapi sebuah kebebasan penuh dari siklus kelahiran dan kematian, sebuah pencapaian tingkat tinggi dalam perjalanan spiritual. Kematian Siddhartha mengingatkan para penganut Buddha akan keberlakuan dari impermanen dan pentingnya mencapai pembebasan dari penderitaan melalui penghayatan ajaran Buddha.

Kalah dari Iraq! Shin Tae Yong Bakal Istirahat Total, Nasib Timnas Indonesia?

Asal Usul Perayaan Tri Suci Waisak

Asal usul Tri Suci Waisak dapat ditelusuri kembali ke masa hidup Siddhartha Gautama, pendiri agama Buddha. Waisak, yang juga dikenal sebagai Vesak atau Visakha, merayakan tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama, yaitu kelahiran, pencerahan, dan Parinibbana (kematian) Sang Buddha.

Timnas Indonesia U-23 Kalah Telak dari Irak, Shin Tae-yong: Beda Level!

Perayaan kelahiran Siddhartha Gautama pada bulan purnama Waisak berkaitan dengan legenda yang terkait dengan ibunya, Ratu Maya. Konon, Ratu Maya bermimpi tentang seekor gajah putih yang masuk ke dalam tubuhnya sebelum kelahiran Siddhartha.

Mimpi ini dianggap sebagai pertanda bahwa anak yang akan dilahirkan akan menjadi sosok yang luar biasa. Siddhartha kemudian dilahirkan di Lumbini, Nepal, pada malam bulan purnama Waisak. (rth)