Minum Jamu Usai Melahirkan? Dokter Ungkap 3 Syarat Penting Ini
VIVABandung – Tradisi minum jamu pasca melahirkan sudah menjadi warisan turun-temurun di Indonesia.
Banyak ibu yang meyakini manfaat jamu untuk mempercepat pemulihan, memperlancar ASI, hingga mengurangi bau amis pada pengeluaran darah nifas.
Namun, apakah aman mengonsumsi jamu setelah melahirkan?
Kabar baiknya, ibu yang baru melahirkan atau sedang menyusui diperbolehkan mengonsumsi jamu.
"Ibu nifas atau ibu menyusui boleh minum jamu pasca melahirkan karena pantangan makanannya tidak seketat ibu hamil," penjelasan Bidan Ony Christy dalam Channel Youtube Kriwilife.
Meski demikian, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi jamu pasca melahirkan.
Pertama, pastikan jamu dibuat dengan cara yang aman.
Jamu tradisional yang dibuat dari rimpang-rimpangan seperti kunyit, jahe, dan kencur yang diolah sendiri di rumah bisa menjadi pilihan.
Jika memilih jamu kemasan, sangat penting untuk memperhatikan izin edar dari BPOM.
"Tolong jangan minum jamu abal-abal yang tidak jelas komposisi dan bahan-bahannya," tegas Bidan Ony Christy.
Kedua, hindari konsumsi berlebihan.
Seperti halnya produk konsumsi lainnya, mengonsumsi jamu secara berlebihan dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Beberapa ibu dilaporkan mengalami pusing dan peningkatan tekanan darah akibat konsumsi jamu yang tidak terkontrol.
Terlebih bagi ibu dengan riwayat penyakit tertentu, penggunaan jamu harus lebih dibatasi.
Ketiga, konsultasi dengan dokter.
Ini penting karena ibu nifas biasanya juga mengonsumsi obat-obatan dari dokter.
Interaksi antara jamu dan obat-obatan perlu diwaspadai untuk menghindari efek yang tidak diinginkan.
"Jangan mengonsumsi jamu bersamaan dengan obat dokter karena dikhawatirkan akan saling mempengaruhi," jelas dr. Ony Christy.
Interaksi ini bisa mengurangi efektivitas obat, bahkan berpotensi menimbulkan efek toksik dalam tubuh.
Perlu diingat bahwa setiap ibu memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda.
Meski jamu memiliki berbagai manfaat tradisional, penggunaannya tetap harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu.
Pemilihan jenis jamu dan dosis yang tepat akan membantu memaksimalkan manfaat sambil meminimalkan risiko efek samping.****