Tokoh NII Ken Setiawan Mengaku Pernah Antar Santri Al-Zaytun Dugem dan Merampok

Ponpes Al-Zaytun
Sumber :

Viva Bandung – Ken Setiawan dengan blak-blakan mengakui bahwa dirinya pernah mengantar 16 santri pergi ke tempat hiburan malam.

15 Contah Ucapan Selamat Hari Santri Nasional 22 Oktober 2024, Bikin Hati Bergetar

Hal ini diungkapnya ketika menjadi narasumber dalam acara TvOne dalam program Catatan Demokrasi pada Selasa, 20 Juni 2023.

"Saya sendiri saksi hidup, saya pernah mengantar 16 santri itu dugem di tempat pelacuran terbesar di Indramayu," kata Ken Setiawan dikutip, Rabu, 21 Juni 2023.

Santri Ma'had Aly Banjir Kesempatan 5.915 Formasi CPNS Kemenag

"Bisa saja itu oknum anak-anak nakal, tapi itulah fakta yang terjadi," sambungnya.

Ken juga menyebutkan bahwa Panji Gumilang tidak menyampaikan secara langsung mengenai teori yang mempersilakan santri melakukan hal negatif yang bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini diketahui Ken pada saat dia menjadi santri di Pondok Pesantren Al-Zaytun sekitar tahun 2000-2002.

Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Indramayu Panji Gumilang Bebas Murni Hari Ini

"Panji Gumilang sendiri tidak bilang memang silahkan mencuri, silahkan merampok. Tapi dia mengatakan, harta yang berada diluar kelompok, termasuk orang tua yang belum berbayar itu kafir semua, itu dicuri gapapa. Itu tahun 2000 - 2002 ketika saya ada di dalam," katanya. 

Saat itu, santri ditargetkan merampok dalam satu bulan harus membawa Rp10 miliar. Kalau tidak mencapai target rampokan, mereka akan takut pulang.

"Ketika saya ada di dalam, itu kita setiap hari kerjaan kita merampok. Karena target kita kalau misalnya sebulan itu harus bawa Rp 10 miliar, kita dapatnya hanya Rp 1 miliar, itu kita gak berani pulang," katanya.

Jika santri yang tidak mencapai target rampok bulanan tetap pulang ke Al Zaytun, maka santri itu akan dicambuk hingga berdarah-darah.

"Kalau pulang, lepas baju dicambuk. Kalau belum berdarah, belum berhenti," katanya.

Ken mengatakan perampokan yang dilakukan santri pada zamannya itu secara tertutup. Perampokan itu juga dilakukan jika pondok pesantren Al Zaytun membutuhkan dana. 

"Pernah satu hari kita dapat diatas Rp 1 miliar. Jadi kalau kita butuh dana, kita siapkan tim 5 orang perempuan, palsukan KTP, Ijazah dan Kartu Keluarga. Biasanya juga kita cari komplek elite, kayak Pondok Indah, Permata Hijau Kalibata," katanya.

Selain itu, Ken menjelaskan aksi perampokan yang dilakukan oleh santri Ponpes Al-Zaytun. Para santri sudah dipersiapkan untuk merampok kawasan perumahan elit yang sudah dipastikan dulu keadaannya sepi.

"Satu hari majikan pergi, anak sekolah langsung telfon. 'abi rumah kosong. Kita bawa mobil, kalau perlu bawa truk. Harta orang kafir gapapa kita ambil. Jadi kita melakukan kriminal dulu bangga, karena kita menghasilkan banyak," ucapnya.