Gegara Omnibuslaw, Rakyat Sangihe Terusir Dari Kampung Sendiri

Pulai Sangihe, Sulawesi Utara
Sumber :
  • istimewa

BANDUNG – Rakyat Sangihe, Sulawesi Utara kini tengah berjuang melawan premanisme negara, atas kontrak PT Tambang Mas Sangihe (TMS), yang dianggap merusak pulau kecil di ujung utara Indonesia tersebut.

Kerap Kibarkan Bendera Israel di Bitung, Laskar Manguni: Jangan Ajari Kami Toleransi

Diketahui Sangihe yang terletak di sabuk Pacific memang kaya akan mineral dan sumberdaya alam, oleh karenanya para oligarki yang mengatasnamakan pengusaha berniat mengeruk keayaan aam di pulau Sangihe tersebut.

Film tersebut juga didokumentasikan oleh Watchdoc, yang berkolaborasi dengan Green Peace Indonesia, pemutaran film dan diskusi publik digelar perdana di Perpustakaan Baca di Tebet, Jakarta pada Senin, 11 Juli 2022.

Warganet Temukan Jejak Digital Marco Karundeng, Mengincar yang Berjilbab dan Berkopiah

Diketahui, memiliki luas wilayah 732,98 kilometer persegi dan memliki penduduk sebanyak 139.262 jiwa pada tahun 2022. Pulau tersebut termasuk pulau kecil yang tidak boleh dieksploitasi.

Dalam diskusi publik yang digelar secara daring, tokoh masyarakat Sangihe Laksdya TNI (Purn) Sulaeman Ponto menuturkan, kedatangan PT TMS yang akan mengeruk emas di tanah Sangihe dapat penolakan dari masyarakat.

Resmi! Marco Karundeng Jadi Tersangka Provokasi Kerusuhan Bitung

"PT TMS mendapatkan izin operasi pada Januari 2021, tepat setelah disahkannya UU Minerba Nomor 3 Tahun 2022," ujar Sualeman Ponto.

Keluarnya izin operasi PT TMS juga berlangsung sekitar tiga bulan, setelah disahkannya Unda-Undang Cipta Kerja.

Halaman Selanjutnya
img_title