Komisi Daerah KIPI Jabar Ajak Imunisasi Campak Kekebalan Tubuh Anak

Ilustrasi imunisasi
Sumber :
  • pixabay

Bandung – Imunisasi penting bagi kesehatan dan kekebalan tubuh anak, hal ini juga disampaikan oleh Ketua Komisi Daerah KIPI Jawa Barat Prof. Kusnandi Rusmil. Vaksin yang diproduksi sangat aman dan bukan jadi alasan bagi orang tua khawatir anaknya mendapatkan imunisasi. 

Membanggakan! Raline Shah Jadi Pembicara di KTT ASEAN Bersama Siwon Super Junior

Kusnandi menyampaikan bahwa Jabar punya informasi Vol.99 dengan tema Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022, di Taman Museum Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, pada Senin, 1 Agustus 2022. 

Selain itu, ditegaskan oleh Kusnandi bahwa vaksin dijamin aman karena sudah lama dipergunakan dan dibuat begitu hati-hati oleh para ahli kesehatan. 

Bio Farma: IndoVac Diproyeksikan Jadi Vaksin Multistrain

"Efek sampingnya sudah diperhitungkan sangat sedikit, keuntungannya jauh lebih besar. Jadi gak usah takut karena semua orang itu sudah diimunisasi," kata Kusnandi.

"Termasuk yang naik haji juga sudah divaksinasi, no problem. Keamanannya sudah diperhitungkan," imbuhnya.

Mengejutkan, Tiga Member IVE Dikonfirmasi Terpapar Covid-19

Lalu, Kusnandi juga mengingatkan, kemungkinan dampak langsung yang timbul setelah disuntik vaksin atau pasca imuniasi (KIPI) begitu kecil, namun perlu diantisipasi dan perlu adanya persiapan serius. 

"Kejadiannya juga susah diperhitungkan maka harus dipersiapkan. Makanya di tempat imunisasi harus selalu ada peralatan untuk menolong kalau terjadi apa apa. Walaupun kejadian itu belum tentu terjadi tapi kita harus siap-siap," jelasnya. 

Ilustrasi imunisasi

Photo :
  • pixabay

Sebelumnya, Kusnandi menjabarkan perlu diperhatikan imunisasi yang dilakukan seperti, pemeriksaan anak akan menerima imunisasi, mulai dari pendataan, skrining hingga pemantauan pasca-imunisasi. 

"Kalau dia punya penyakit gak boleh diimunisasi, khususnya penyakit  yang daya tahan tubuhnya rendah atau dia punya penyakit kanker," ujarnya.

Informasinya, 1 juta orang yang divaksin akan ada satu orang yang pingsan, jadi jika 10 juta orang divaksin yang pingsan 10 orang pingsan. 

"Dan itu bukan karena salah vaksinnya tapi karena bawaan orangnya. Semisal orang yang alergi, kayak kita makan udang bisa bengkak bengkak (karena alergi)," tutur Kusnandi. 

Selain itu, BIAN 2022 di Jabar mendapatkan perhatian dari Unicef, organisasi di bawah Badan Kesehatan Dunia (WHO). Konsultan Imunisasi wilayah Jawa, Rusipah memapakrkan, ada dua tujuan yang perlu dilakukan BIAN 2022. 

"Yang pertama adalah untuk menuju eliminasi campak rubela. Jadi kita harus memberikan imunisasi tambahan satu dosis untuk sasaran. Sasaran di Pulau Jawa untuk 9 bulan sampai 59 bulan tanpa melihat imunisasi campak rubela sebelumnya," tuturnya.

"Anak-anak 9 bulan itu diimunisasi campak rubela itu yang pertama, yang kedua imunisasi lagi itu umur 18 bulan. Nah, di bulan Agustus ini tidak melihat apakah 9 bulan atau 19 bulan dia sudah diberikan atau belum," tambahnya. 

Setiap anak yang usianya masuk kategori 9-59 bulan harus diberikan satu dosis tambahan campak rubela, disebut imunisasi tambahan. 

"Kalau imunisasi kejar tujuannya untuk menutup yang bolong-bolong. Jadi setiap anak sebelum usia 12 bulan itu harus mempunyai imunisasi lengkap, kalau lengkap maka tidak kita berikan," tutupnya.