DPR dan KLHK Turun Tangan Atasi Limbah Pabrik di Purwakarta

DPR dan KLHK di Kawasan Pabrik di Purwakarta
Sumber :
  • istimewa

BANDUNG - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi bersama tim dari Pengendali Dampak Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menguji kualitas air dan udara kawasan pabrik Indorama di Desa Kembangkuning, Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta.

World Zero Emissions Momentum Perketat Kendaraan Uji Emisi

Pengujian ini menindaklanjuti laporan warga yang mengeluhkan bau limbah yang diduga berasal dari PT Indorama. Dedi bersama warga dan pihak Indorama melakukan pengecekan ke sumber yang diduga mengandung limbah dan bau di wilayah dekat pabrik. Di lokasi ini, tim KLHK mengambil sejumlah sampel yang nantinya akan diteliti di laboratorium.

Setelah dari lokasi tersebut, tim KLHK langsung menyambangi Sungai Cikembang untuk keperluan mengambil sampel air dari aliran sungai. Justru di lokasi ini terdapat lebih banyak limbah dan sampah rumah tangga dibanding bau menyengat zat kimia.

Pelajar Penarik Gerobak Rongsokan Ditinggal Kabur Ibu Sejak Bayi

Terkait persoalan bau menyengat yang dikeluhkan warga, Dedi menjelaskan, saat ini pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah dari kebocoran limbah pabrik Indorama atau bukan. Pasalnya, sample yang akan dites di lab KLHK akan keluar maksimal 14 hari kerja.

Anggota DPR Dedi Mulyadi

Photo :
  • istimewa
Petani Milenial Colabs Sama Anggota DPR, Panen Bawang Merah 30 Ton

"Kita tidak bisa simpulkan yah, karena kan hasil lab itu yang nanti menjawab seluruh teka - teki warga. Terutama kan yang menjadi problem keluhan bau yang selama 8 tahun tidak pernah ada," ungkap Dedi usai melakukan pengecekan ke lokasi, Selasa, 13 September 2022.

Dedi menerangkan, peristiwa serupa pertama kali terjadi pada tahun 2014. Namun, sudah bisa ditangani dan tidak pernah terjadi lagi bau menyengat. "Nah seluruh teka-teki itu apakah berbahaya atau tidak, zatnya adalah terminol atau lainnya, nanti biarkan lab KLHK yang menjawab," imbuhnya.

Terkait hal itu, Dedi pun meminta agar pihak perusahaan untuk menyediakan alat pendeteksi kadar udara dan air. Dengan alat tersebut, masyarakat dapat mengakses informasi secara digital. "Alat itu bisa dipasang di perempatan jalan, kemudian juga bisa diakses lewat aplikasi. Sehingga warga bisa mengetahui kadar udaranya sehat atau tidak," jelasnya.

"Ini penting, karena persoalan limbah itu sifatnya kimiawi bukan soal, tidak bisa ditafsirkan," sambungnya.

Dedi Mulyadi memediasi warga dan pabrik Indorama

Photo :
  • Istimewa

Lebih lanjut, jelas Dedi, pihak Indorama juga telah setuju terkait pembangunan kawasan wisata edukasi di Sungai Cikembang. Selain berfungsi sebagai tempat rekreasi, lokasi tersebut akan menjadi patokan kelayakan sungai dari ambang batas limbah. "Harapan saya nanti bisa saja dibikin water treatment untuk memurnikan air," tukasnya.

Di samping itu, Dedi juga mendorong adanya transparansi soal tenaga kerja dan perencanaan kebutuhan SDM perusahaan dalam lima tahun ke depan. "Sehingga, sekolah-sekolah di sekitar lingkungan perusahaan itu bisa dari sekarang untuk menyiapkan diri untuk anak-anaknya mengejar kebutuhan SDM pabrik Indorama," tegasnya.

Kemudian, kata Dedi, pihak Indorama juga sudah berkomitmen untuk membangun Jalan Cibinong yang rusak dengan nilai anggaran mencapai Rp9 miliar. "Ini semua bisa terpenuhi karena aspek dialog," pungkasnya.

Dedi juga mengingatkan agar tidak terjadi lagi penyetopan bus angkutan karyawan pabrik. Terlebih, saat ini sudah ada solusi dan bonus berupa pembangunan kawasan wisata edukasi dan jalan yang bermanfaat bagi warga. (rls)