Film Horor Bayi Ajaib Remake Bikin Merinding
- tangkapan layar
Bandung – Film horor Bayi Ajaib, yang diproduksi Falcon Black Pictures akhirnya resmi rilis first look dengan penyelenggaraan WCW 2022 di CGV Grand Indonesia.
Dilansir dari Viva.co.id, Gelaran World Cinewa Week (WCW) 2022 masih terus berlangsung dan menghadirkan film-film terbaik dari 38 negara hingga mendapatkan apresiasi positif dari pecinta film, yang digelar hingga 30 Oktober mendatang.
Film Bayi Ajaib
- tangkapan layar
Film Bayi Ajaib ini merupakan remake film horor ternama tahun 80an berjudul sama, bahkan produser dari Falcon Black Pictures, Frederica pun menjelaskan bahwa pihaknya memiliki film Bayi Ajaib sejak 10 tahun lalu, kabarnya proses syuting dilakukan pada tahun 2021.
“Kita punya Bayi Ajaib dari 10-12 tahun yang lalu. Sejak Pengabdi Setan, Suzzanna, muncul ikonik-ikonik horor yang banyak ditunggu. Akhirnya tahun ini memberanikan diri sudah mulai syuting,” kata Frederica pada saat konferensi pers.
Selain itu, film ini disutradarai oleh Rako Prijanto dan dibintangi oleh aktor-aktor ternama Tanah Air, seperti, Vino G Bastian, Desy Ratnasari, Adipati Dolken, dan masih banyak lagi. Nantinya film Bayi Ajaib ini akan tayang tahun 2013 mendatang.
“Kalau saya pengen eksplor, karena menurut saya bikin film itu kayak seni dan ilmu. Ini kesempatan juga buat saya, film horor pertama Falcon, launching juga Falcon Black untuk film horor Falcon,” ucap Rako.
Film Bayi Ajaib
- tangkapan layar
Kemudian, film ini pun pertama kalinya dalam bendera Falcon Black Picture dan akan dirilis di bawah benderanya sendiri. Hal ini disampaikan oleh produser Falcon Pictures dan Falcon Black Pictures.
“Dan menggunakan brand baru yakni Falcon Black Pictures yang untuk memperoduksi film-film horor Falcon ke depannya. Senang sekali sekali kerja sama, sama mas Rako,” kata Frederica.
Pihak Falcon Black Pictures menampilkan banyak foto look mereka dama film Bayi Ajaib. Selain itu Rako Prijanto pun menyebutkan film ini sebagai film horor pertamanya.
“Bayi Ajaib ini sangat monumental buat saya, saat itu unik banget, ada bayi dengan wajah tua, traumatic. Saya juga melihat ada korelasi dengan (kondisi) sosial-politik saat itu, demokrasi yang macet, ini semua dibuat menjadi atribut horor klasik Indonesia oleh Falcon Black,” tambahnya.
