Pemerkosaan Berakibat Fatal, Ini 8 Dampak Buruk Kekerasan Seksual

ilustrasi pemerkosaan gadis dibawah umur
Sumber :
  • freepik

Sejumlah efek di bawah ini tidak selalu mudah untuk ditangani, tetapi dengan bantuan yang tepat dan dukungan, mereka dapat dikelola dengan baik. Mempelajari lebih dalam dapat membantu Anda menemukan bentuk perawatan terbaik untuk memulai proses penyembuhan, bagi Anda maupun orang terkasih.

Polwan Tega Bakar Suami Sendiri, Terungkap Motif di Balik Kejadian Ini

1. Depresi

Menyalahkan diri sendiri adalah salah satu efek jangka pendek dan jangka panjang paling umum, berfungsi sebagai keterampilan naluriah untuk mengatasi masalah dengan penghindaran yang mengambat proses penyembuhan.

Kisah Tragis Ibu Bhayangkari Polres Parepare, Selain KDRT Sang Suami Juga Sering Lakukan Hal Ini

Ada dua jenis penyalahan diri, berdasarkan tindakan dan karakter. Penyalahan diri berdasarkan tindakan merasa mereka seharusnya dapat melakukan sesuatu yang berbeda, yang dapat menghindari mereka dari kejadian naas tersebut, dan karena itu merasa bersalah.

Penyalahan diri berdasarkan karakter terjadi saat ia merasa ada sesuatu yang salah dalam diri mereka, yang menyebabkan mereka merasa layak untuk menjadi korban.

3 Gaya Seks Bikin Istri Ketagihan Tiap Hari, Maunya Minta Terus!

Menyalahkan diri sendiri erat kaitannya dengan depresi. Depresi adalah gangguan mood yang terjadi ketika perasaan yang diasosiasikan dengan kesedihan dan keputusasaan terus terjadi berkelanjutan untuk jangka waktu yang lama hingga mengganggu pola pikir sehat.

Normal bagi korban kejahatan merasa sedih, marah, tidak bahagia, dan putus asa. Depresi dan menyalahkan diri sendiri merupakan isu kesehatan mental serius dan tidak menandakan kelemahan, serta bukan pula sesuatu yang diharapkan akan sembuh dengan sendirinya semudah membalikkan telapak tangan.

Lima cara depresi dan menyalahkan diri dapat merusak seseorang: minimnya motivasi untuk mencari bantuan, kurang empati, mengisolasi diri dari orang lain, kemarahan, dan agresi termasuk melukai diri sendiri dan atau upaya bunuh diri.

2. Sindrom Trauma Perkosaan

Sindrom trauma perkosaan (Rape Trauma Syndrome/RTS) adalah bentuk turunan dari PTSD (gangguan stres pasca trauma), sebagai sesuatu kondisi yang mempengaruhi korban perempuan muda dan dewasa dari kekerasan seksual.

Kekerasan seksual, termasuk perkosaan, dipandang oleh wanita sebagai situasi yang mengancam nyawa, memiliki ketakutan umum akan mutilasi dan kematian sementara serangan terjadi.

Halaman Selanjutnya
img_title