Kamaruddin Ngaku Jadi Korban Pertama 'Gerakan Bawah Tanah' Kasus Ferdy Sambo
- YouTube
BANDUNG – Menkopolhukam, Mahfud MD sempat berbicara ada gerakan bawah tanah untuk memuluskan vonis Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Namun, kubu Brigadir J justru menyebut bahwa dirinya menjadi korban yang pertama dalam gerakan bawah tanah itu.
Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengatakan bahwa terkait gerakan bawah tanah yang dimaksudkan oleh Mahfud MD, ia mengaku bahwa dirinya merupakan salah satu korban pertama kali gerakan bawah tanah itu. Namun, Kamaruddin tetap dalam pendiriannya sendiri dan tidak mau berkhianat kepada kliennya itu.
"Jadi gerakan bawah tanah itu ada, bahkan yang pertama kali mengalami itu dalam kasus ini saya," ujar Kamaruddin dikutip dari Youtube Metro TV, Rabu 1 Febuari 2023.
"Berapa banyak bintang-bintang (Jenderal) yang dateng ke kantor saya itu termasuk mengatur pertemuan di luar bahkan menjanjikan hal-hal yang besar, tetapi saya bilang kami punya leluhur sampai saya tidak ada garis keturunan penghianat karena leluhur saya itu pahlawan," sambung dia.
Kemudian, Kamaruddin pun menjelaskan bahwa dirinya hanya ingin kasus pembunuhan Brigadir J terungkap secara jelas. Pasalnya, Ia mengaku bahwa para jenderal itu datang menemuinya hanya untuk kasus Brigadir J tidak terungkap.
"Iya betul supaya tidak terungkap kasus ini, tapi saya minta luruskan dulu. Setelah lurus nanti siapa pelakunya, siapa korban, siapa saksi nanti saya akan bantu saya pertemukan dengan keluarga Brigadir Yosua," beber dia.
Kubu Brigadir J itu mengatakan bahwa gerakan bawah tanah itu memiliki modus dengan teori ular. Mereka menggunakan teori pegang kepala atau pimpinan agar seluruh bawahannya mengikuti perintahnya.