Pegi Setiawan dan Toni RM Diundang Podcast, Deddy Corbuzier Kaget di Balik Kasus Vina Cirebon

Pegi Setiawan
Sumber :
  • Istimewa

Bandung – Baru baru ini viral pembebasan tersangka kasus pembunuhan Vina Cirebon, Pegi Setiawan. PN Bandung telah menetapkan bahwa Pegi tidak bersalah.

Profil Tom Lembong: Dari Kepercayaan Jokowi hingga Timses AMIN

Hal itu menarik perhatian seluruh Masyarakat termasuk selebriti, Deddy Corbuzier. Om Deddy mengundang Pegi Setiawan dan Toni RM sebagai pengacara. Deddy habis-habisan membahas skenario mengerikan di balik kasus Vina Cirebon yang pelakunya masih tidak diketahui.

"Jadi sebenarnya gimana ini? Mas Pegi sudah bebas?" tanya Deddy. "Iya," kata Pegi. "Jadi artinya dinyatakan tidak bersalah karena bukti-buktinya tidak ada atau kurang. Gimana Bang Toni," kata Deddy. 

Klarifikasi Thom Lembong Usai Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Impor Gula

"Jadi pra peradilan itu untuk memutus sah tidaknya penetapan tersangka, penangkapan, penahanan. Kemarin yang diputus adalah dikabulkan semua. Yang paling penting adalah penetapan tersangka, dinyatakan tidak sah. Dan batal demi hukum. Karena kasus ini masih ada korban dan Polda Jabar mengumumkan 3 DPO, tentu DPO masih ada, kalau balik lagi ke Pegi, tidak mungkin," kata Toni. "Artinya asal tangkap dong?" tanya Deddy. 

"Betul," ujar Toni.

Fakta-Fakta Kasus Pembunuhan Siswi SMP di Palembang, Diperkosa Bergilir hingga Pelaku Ikut Yasinan

Pegi Setiawan dan deddy corbuzier

Photo :
  • Istimewa

Deddy lantas penasaran soal dugaan adanya skenario di balik kasus Vina itu. Tak disangka, Toni juga mencurigai hal itu.

"Menurut lo sebagai pengacara ini kenapa? Ditangkap hanya untuk menenangkan masyarakat? Atau ditangkap untuk apa? Atau ada permainan di dalamnya?" tanya Deddy pada Toni. 

"Ya bisa jadi, jadi ada Pegi Setiawan lain, bukan yang ini (kuli bangunan saja). Menurut mereka, ada beberapa nama Pegi Setiawan yang sudah dikumpulkan dan mengerucut ke Pegi Setiawan yang ini (kuli bangunan)," kata Toni.

"Nama Pegi Setiawan keluar dari mana?" tanya Deddy. 

"Bapaknya Eki (korban selain Vina) , Rudiana polisi, mendatangi saudara Aep. Begitu Aep didatangi, menjelaskan ke Pak Rudiana, orang yang semalam ribut-ribut waktu kejadian, biasanya nongkrong depan SMP 11 Perjuangan. Lalu Rudiana bilang, 'Kabari saya kalau orangnya nongkrong lagi', jawab Toni

Itu jam 10 pagi, jam 12 Aep menghubungi Rudiana, ada orang nongkrong. Lalu Rudiana beserta anggotanya diangkutlah 7 orang itu. Diangkut jam 12 siang, kemudian diinterogasi sampai jam 18:00, jam 18:30 baru bikin laporan polisi," sambung Toni.

Sesudahnya, Rudiana menyebut sejumlah nama terduga pelaku pembunuhan Eki dan Vina. Hingga akhirnya ada nama 3 DPO yang salah satunya bernama Pegi Setiawan.

"Ini kalau kayak begini, kemungkinan terbesarnya apa?" tanya Deddy. 

"Menurut pendapat saya, yang disidangkan itu skenario. Karena begini, saya jelaskan. Saya baca semua putusan 8 terpidana itu, mulai dari dakwaan sampai pembuktian keterangan saksi, visum dan seterusnya, tidak pernah terungkap yang namanya perencanaan. Padahal mereka terbukti melakukan pembunuhan berencana. Tidak terungkap, siapa yang merencanakan, berapa kali pertemuan, bagaimana membagi peran, apa motifnya, dengan siapa dendamnya, skenario. Ditambah lagi ada 6 handphone dijadikan barang bukti, salah satunya handphonenya Vina, dalam keterangan penyidik tidak pernah dibuka. Padahal menurut kakaknya Vina, Vina termasuk aktif di media sosial. Andai saja dibuka, kalau untuk mencari motif, mencari pelakunya, pasti ada. Begitu juga handphone lainnya, CCTV tidak dibuka padahal itu petunjuk. Kami menyimpulkan yang disidangkan adalah skenario, karena membaca putusan pengadilan," kata Toni.

"Kalau anda katakan ini skenario, menutupi apa dong?" imbuh Deddy. 

"Kami tidak tahu menutupi apa," kata Toni. 

"Tapi ada yang ditutupi dong? Membuat suatu cerita pasti untuk menutupi dong?" tanya Deddy. 

"Bisa jadi untuk menutupi pelaku yang sesungguhnya. Dan jika pelaku yang sesungguhnya terungkap, bisa jadi untuk menutupi kasus yang lebih besar, yang akan melibatkan mungkin ya, petinggi-petinggi," kata Toni.