5 Film Perjuangan Indonesia Tentang Nilai-nilai Nasionalisme

Ilustrasi Film
Sumber :
  • Pixabay

Bandung – Hari Lahir Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni dan ditetapkan sebagai Hari libur nasional. Banyak hal yang bisa dilakukan dalam memperingati Hari Lahir Pancasila, mulai dari foto, video dan membuat sesuatu yang berkaitan dengan tema besar Pancasila. 

Profil Rob Sixsmith, Penggagas Film Dokumenter Jessica Wongso

Tentu saja, Hari libur menjadi waktu untuk bersantai untuk menonton film, dan ada 5 film tentang Perjuangan Indonesia yang bisa jadi rekomendasi tontonan Memperingati Hari Lahir Pancasila yang dilansir dari Kanal Youtube Next Xinema. 

Beberapa film ini mengangkat kisah para tokoh Indonesia yang berjuang dengan rasa nasionalisme. Hari Lahir Pancasila juga dimaknai sebagai suatu perjuangan bangsa Indonesia dan kecintaan terhadap negara dengan menerapkan Nilai-nilai Dasar Pancasila. 

Bikin Terharu! Ini Lirik Lagu Dawai Ost Film Air Mata di Ujung Sajadah - Fadhilah Intan

1. Soekarno 

Film ini memang menjadi yang wajib untuk ditonton, apalagi sosok Soekarno menjadi tokoh utama dalam film tersebut. Soekarno adalah sosok Presiden Pertama Indonesia yang sangat berjasa untuk bangsa dan negaranya.

Totalitas ! Natasha Wilona Rela Rambut Rusak Demi Tampil Sempurna di Film

Dalam film Seokarno mengambil konsep tema nasionalisme bercerita tentang kehidupan Soekarno, Bapak Proklamator Indonesia. Sosoknya akan dikenal begitu dalam setiap alur yang ditampilkan dana memahami Kemerdakaan Indonesia. 

Pada 11 Desember 2013, film Soekarno dirilis namun sampai saat ini menjadi salah satu film tanah air yang selalu diputar dalam acara televisi. Film ini, disutradarai oleh Hanung Bramantyo yang diproduseri, Raam Punjabi. 

Pemeran dalam film Seokarno yang terlibat yakni, Ario Bayu, Maudy Koesnaedi, Tika Bravani, Lukman Sardi, Ferry Salim, Tanta Ginting, Agus Kuncoro dan Sujiwo Tejo. Film Seokarno memaparkan karakter dan perjuangannya untuk memerdekakan Indonesia dengan sosok tokoh lainnya. 

Menariknya lagi, film Soekarno menggunakan beberapa bahasa seperti bahasa Indonesia, bahasa Jepang dan bahasa Jawa. Selain itu, ada alur cinta dari sosok istri Soekarno dalam perjuangannya untuk Indonesia.

2. Kartini

Film Kartini disutradarai Hanung Bramantyo dan dirilis pada 19 April 2017 yang ditulis langsung oleh Robert Ronny dan penonton yang dituju pun dari berbagai kalangan usia. Kartini bercerita tentang perjuangan seorang wanita bernama Kartini untuk mendapatkan hak kesetaraan bagi seluruh wanita Indonesia tanpa melihat dari latar belakang keluarga. 

Berdasarkan kisah nyata seorang Kartini, sosok yang dikenal sebagai tokoh wanita yang memperjuangkan pendidikan untuk kaum wanita pada masa perjuangannya. Saat itu, Kartini dihadapkan pada perdebatan antar keinginannya dan suatu tradisi lingkungan keluarga maupun masyarakat hingga akhirnya, membuat Kartini bertekad untuk terus memperjuangkan hak perempuan. 

Dinobatkan sebagai Pahlawan Indonesia, film ini memperlihatkan kegigihan seorang Kartini dalam mempertahankan untuk kemajuan wanita pada masa perjuangan saat melawan penjajah Belanda. 

Hanya keluarga nigrat yang bisa menyandang pendidikan, Kartini tergugah hatinya ketika melihat Ibunya yang diperlakukan tidak seperti kalangan lainnya. Dari sanalah Kartini mulai melakukan penyebaran ilmu kepada kaum wanita. 

3. Jenderal Soedirman 

Film ini dirilis pada 25 Agustus 2015 yang menggambarkan kondisi perjuangan Indonesia melawan penjajah, dimana pada saat itu Belanda mengatakan Republik Indonesia sudah tidak ada dengan tegas Jenderal Soedirman menipis pernyataan dari Belanda. 

Belanda menyatakan sikap sepihak bahwa negaranya sudah tidak lagi terikat dalam perjanjian renville. Tidak sampai disana saja, Belanda menyatakan sikap menghentikan gencatan senjata mereka.

Seorang Jenderal dari Belanda, berkeinginan untuk menyerang Yogyakarta yang saat itu menjadi Ibu Kota Negara Indonesia. Film Jenderal Soedirman disutradarai oleh Sekar Ayu Asmara. Para pemain utama berasal dari Aktor ternama seperti Adipati Dolken, Ibnu Jamil, Baim Wong, Mathias Muchus, Nugie, Lukman Sardi, Annisa Hertami, dan Landung Simatupang. 

4. Sang Kiai

Film dengan berlatar belakang tahun 1942 di Jawa Timur yang dirilis pada 30 Mei 2013, ketika pasukan Jepang baru masuk ke Indonesia. Cerita dalam film ini ceriman dari perjuangan KH Hasyim Asy'ari beserta santrinya untuk Indonesia yang mengingatkan pada perjuangan para ulama dalam melawan penjajah Indonesia. 

Film ini diperankan oleh Nyai Kapu diperankan oleh Christine Hakim dan KH Wahid Hasyim diperankan oleh Agus Kuncoro. Sedangkan, Harun diperankan oleh Adipati Dolken. Saat itu, Jepang melakukan ekspansi ke Indonesia para ulama melakukan perlawanan. Lalu, KH Hasyim Asy’ari ditangkap karena berani melawan kepada Jepang, dari sanalah timbul kemarahan dan kericuhan di Tebuireng, Jombang.

Perlawanan itu dilakukan oleh para putra KH Hasyim Asy’ari seperti KH Wahid Hasyim, Karim Hasyim dan Yusuf Hasyim dan para santri. Ada santri muda yang menjadi kepercayaan Kiai yakni, Harun, Kamid, dan Abdi.

Awalnya, Jepang tidak ingin melepaskan KH Hasyim Asy’ari namun karena adanya jalan damai KH Hasyim Asy’ari dilepaskan oleh Jepang. Menariknya, julukan KH Hasyim Asy’ari sebagai Ketua Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) itu berasal dari Jepang.  

5. Guru Bangsa Tjokroaminoto

Film ini dirilis 9 April 2015y ang menggambarkan kisah Oemar Said Tjokroaminoto yang dilahirkan dari kaum bangsawan dari Jawa dengan berlatar keislaman yang begitu kuat. Adanya kemiskinan di wilayah membuat Oemar Said Tjokroaminoto tidak berdiam diri melihat kondisi kemiskinan rakyat dan adanya kesenjangan sosial dikarenakan Tanam Paksa dan adanya kemunculan etis pada tahun 1900. 

Dari sanalah Oemar Said Tjokroaminoto mulai berani meninggalkan statusnya sebagai bangsawan dan bekerja sebagai kuli pelabuhan. Oemar Said Tjokroaminoto berjuang dengan memulai membangun organisasi Serekat Islam yang merupakan organisasi resmi bumiputera pertama dan terbesar sampai memiliki anggota dua juta orang.

Sosok Oemar Said Tjokroaminoto sangat memperjuangkan hak dan martabat masyarakat bumiputera yang dijajah oleh Belanda. Tentu saja, Oemar Said Tjokroaminoto melakukan perlawanan dan lahirlah gerakan kebangsaan. (dil)